Berita

Sindrom Ovarium Polikistik: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Perempuan

Sindrom Ovarium Polikistik: Ancaman Tersembunyi bagi Kesehatan Perempuan – Foto Istimewa

JakartaSindrom Ovarium Polikistik (PCOS) merupakan salah satu gangguan hormonal paling umum yang menyerang perempuan usia reproduksi. Gangguan ini terjadi ketika ovarium memproduksi hormon androgen dalam jumlah lebih tinggi dari normal, sehingga mengganggu siklus ovulasi dan memicu berbagai masalah kesehatan.

Selain berdampak pada kesuburan, PCOS juga meningkatkan risiko penyakit serius seperti diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, hingga penyakit jantung.

Lebih dari itu, PCOS juga dapat mempengaruhi kondisi mental dan emosional seorang perempuan, menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi akibat perubahan hormon yang tidak seimbang.

PCOS memiliki berbagai gejala yang dapat berbeda pada setiap individu. Gejala yang paling umum meliputi siklus menstruasi tidak teratur atau bahkan tidak terjadi sama sekali, pertumbuhan rambut berlebih di wajah dan tubuh (hirsutisme), jerawat yang sulit diatasi, serta kesulitan hamil.

Selain itu, beberapa perempuan dengan PCOS mengalami kerontokan rambut parah, kenaikan berat badan yang sulit dikendalikan, serta penggelapan kulit di area tertentu.

Banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka mengalami PCOS hingga mereka mengalami kesulitan untuk hamil, yang sering kali menjadi pemicu pertama bagi mereka untuk mencari bantuan medis.

Salah satu karakteristik utama dari PCOS adalah resistensi insulin, yaitu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Akibatnya, kadar gula darah meningkat dan berkontribusi pada peningkatan berat badan serta risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Resistensi insulin ini juga menjadi salah satu alasan mengapa banyak perempuan dengan PCOS mengalami kesulitan dalam menurunkan berat badan, bahkan dengan pola makan yang sehat dan olahraga yang teratur.

Meskipun penyebab pasti PCOS belum sepenuhnya diketahui, para ahli percaya bahwa faktor genetik dan gaya hidup memainkan peran penting. Perempuan dengan riwayat keluarga PCOS atau diabetes lebih berisiko mengalaminya.

Baca juga :  Bhabinkamtibmas Awasi Distribusi Bantuan Beras di Kelurahan Jatisari, Bekasi

Selain itu, pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta tingkat stres yang tinggi dapat memperburuk gejala PCOS.

Hormon stres yang tinggi dapat semakin mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan memperburuk gejala PCOS, membuat pengelolaan stres menjadi salah satu aspek penting dalam penanganan kondisi ini.

Meskipun belum ada obat yang dapat menyembuhkan PCOS secara total, kondisi ini dapat dikendalikan dengan beberapa pendekatan berikut:

  1. Perubahan Gaya Hidup
    • Pola makan sehat dan olahraga teratur sangat dianjurkan. Penurunan berat badan, meskipun hanya 5-10%, dapat membantu memperbaiki keseimbangan hormon dan meningkatkan kesuburan.
    • Mengurangi konsumsi gula dan karbohidrat olahan dapat membantu mengendalikan kadar insulin dalam tubuh.
    • Aktivitas fisik seperti yoga dan meditasi juga dapat membantu mengurangi stres dan menyeimbangkan hormon.

  2. Obat-obatan
    • Dokter dapat meresepkan obat untuk mengatur siklus menstruasi, mengurangi kadar androgen, atau meningkatkan sensitivitas insulin agar kadar gula darah tetap stabil.
    • Pil KB sering kali digunakan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi gejala hirsutisme serta jerawat.

  3. Terapi Kesuburan
    • Bagi perempuan yang ingin hamil tetapi mengalami gangguan ovulasi, ada beberapa terapi yang dapat membantu, seperti induksi ovulasi atau prosedur bayi tabung (IVF).
    • Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur pembedahan minimal invasif seperti ovarian drilling untuk merangsang ovulasi.

  4. Pendekatan Holistik
    • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen tertentu seperti inositol dan vitamin D dapat membantu mengelola PCOS, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitasnya.
    • Akupunktur dan terapi herbal juga telah dilaporkan oleh beberapa pasien memberikan manfaat dalam mengatur siklus menstruasi dan mengurangi resistensi insulin.

Karena PCOS dapat berdampak luas pada kesehatan perempuan, penting bagi mereka untuk memeriksakan diri secara rutin dan mendapatkan diagnosis sejak dini.

Baca juga :  SIM Indonesia Diakui di ASEAN Mulai 1 Juni 2025

Diagnosis PCOS biasanya dilakukan dengan kombinasi pemeriksaan riwayat medis, tes darah untuk mengukur kadar hormon, serta USG untuk melihat kondisi ovarium.

Semakin dini PCOS terdeteksi, semakin mudah untuk mengendalikan gejalanya dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Tantangan PCOS di Jakarta

Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan penanganan PCOS, AOFOG Campus 3 digelar di Jakarta pada 24-25 Januari 2025.

Forum ini menghadirkan para pakar dari berbagai negara di Asia-Oseania untuk membahas tantangan dalam menangani PCOS serta pendekatan terbaru yang dapat diterapkan di berbagai negara.

Selain membahas aspek medis dan penelitian terbaru mengenai PCOS, forum ini juga menyoroti pentingnya edukasi bagi masyarakat dan tenaga medis untuk mengenali serta menangani PCOS dengan lebih baik.

Diharapkan, dengan meningkatnya kesadaran dan pemahaman tentang PCOS, semakin banyak perempuan yang mendapatkan diagnosis tepat dan perawatan yang sesuai. Dengan begitu, kualitas hidup mereka pun dapat meningkat secara signifikan.

Selain itu, peningkatan kesadaran juga diharapkan dapat mendorong lebih banyak penelitian tentang PCOS, sehingga di masa depan akan ditemukan solusi yang lebih efektif dalam menangani kondisi ini.

PCOS bukan sekadar masalah hormonal, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, edukasi, deteksi dini, serta perawatan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah dampak jangka panjangnya.

Dengan adanya diskusi global seperti AOFOG Campus 3, harapan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dengan PCOS semakin nyata, membuka peluang bagi lebih banyak inovasi dalam dunia medis dan kesehatan reproduksi.**(sumber: gerbangindonesia.co.id)

Simak berita dan artikel pilihan Gensa Media Indonesia langsung dari WhatsApp Channel, klik disini : "https://whatsapp.com/channel/GensaClub" dan pastikan kamu memiliki aplikasi WhatsApp yaa.
Sebelumnya

Tantangan Kesehatan Mata di Indonesia: Bedah Okuloplastik sebagai Solusi Inovatif

Selanjutnya

Paguyuban PJKP Pandanarum Gelar Silaturahmi: Bangun Kebersamaan Pelaku Seni

icuen
Penulis

icuen

Gensa Media Indonesia