Dinkes Muna Gencarkan Pencegahan HIV AIDS, Kasus di 2024 Capai 33 Orang

Muna – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Muna terus berupaya menekan angka penyebaran virus human immunodeficiency virus (HIV) dan acquired immune deficiency syndrome (AIDS) di wilayahnya.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menyuarakan bahaya HIV/AIDS serta memberikan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahannya.
Sepanjang tahun 2024, tercatat 33 kasus HIV/AIDS di Muna.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Muna, Samudra Taufik, mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, 30 orang terinfeksi HIV dan 3 orang lainnya mengidap AIDS.
Kasus-kasus ini tersebar di beberapa kecamatan, yakni Katobu, Napabalano, dan Tongkuno.
Mirisnya, dari total pengidap, empat orang di antaranya telah meninggal dunia akibat penyakit ini.
Menurut Samudra, sebagian besar penderita tertular akibat pergaulan bebas, terutama mereka yang pernah merantau.
“Kasus HIV di daerah kita cukup tinggi, tetapi dibandingkan dengan daerah lain, Muna masih berada di angka bawah. Sebagian besar pengidap HIV ini adalah perantau dan terjangkit saat berada di luar daerah. Mereka terkonfirmasi dan terdeteksi positif setelah menjalani pemeriksaan kesehatan,” ungkapnya pada Jumat (7/3/2025).
Ia menjelaskan bahwa gejala HIV tidak spesifik dan sering kali menyerupai penyakit umum lainnya.
Berbeda dengan AIDS yang sudah memasuki tahap lebih parah, penderitanya biasanya mengalami gejala seperti penyakit kulit yang sulit sembuh dan diare yang terus menerus.
Upaya Pencegahan dan Penanganan
Meski HIV belum bisa disembuhkan, Samudra menegaskan bahwa pengobatan secara rutin dapat membantu meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah penularan lebih lanjut.
Penderita HIV diwajibkan menjalani screening kesehatan untuk menjaga kekebalan tubuhnya.
Selain itu, mereka diberikan obat antiretroviral (ARV) guna menekan laju pertumbuhan virus di dalam tubuh.
“Mereka tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan pengobatan yang tepat dan rutin dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta meminimalisir risiko penularan. Penderita HIV dan AIDS ini tidak harus dijauhi oleh orang-orang, terutama keluarga. Kami berharap masyarakat lebih sadar akan bahaya HIV/AIDS, terutama bagi mereka yang hendak merantau agar tidak membawa virus ini kembali kepada keluarganya,” tambahnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Muna, dr. Pangeran, menegaskan bahwa mayoritas penderita HIV/AIDS di Muna telah mendapatkan penanganan dan pengobatan yang sesuai.
Dinkes Muna juga aktif melakukan promosi kesehatan di berbagai puskesmas di wilayah tersebut guna menyosialisasikan bahaya serta cara pencegahan HIV/AIDS.
Pihaknya rutin mengadakan penyuluhan di berbagai fasilitas kesehatan mengenai risiko HIV/AIDS serta langkah-langkah pencegahannya.
Edukasi ini mencakup pentingnya hubungan seksual yang aman, pemakaian alat kontrasepsi, serta kesadaran untuk melakukan tes kesehatan bagi mereka yang memiliki faktor risiko tinggi.
“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari HIV dan AIDS dengan tidak melakukan hubungan seksual sembarangan, melainkan hanya dengan pasangan sah. Bagi para pekerja di luar Muna, kami juga mengingatkan pentingnya kesadaran memeriksakan diri ke puskesmas. Jika terdeteksi HIV, maka akan segera diberikan penanganan dan terapi untuk mencegah percepatan pertumbuhan virus,” jelas dr. Pangeran.
Peran Masyarakat dalam Pencegahan
Dinkes Muna menekankan bahwa pencegahan HIV/AIDS bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama.
Kesadaran masyarakat dalam menjaga pola hidup sehat dan menghindari perilaku berisiko menjadi kunci utama dalam mengurangi penyebaran virus ini.
“Tidak ada yang ingin terinfeksi HIV, maka dari itu kita semua harus bersama-sama menjaga diri dan orang-orang di sekitar kita. Jangan diskriminasi penderita, tetapi berikan dukungan agar mereka tetap bisa menjalani hidup dengan baik,” tutup dr. Pangeran.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Dinkes Muna berharap angka kasus HIV/AIDS di wilayah ini dapat terus ditekan dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pencegahan penyakit yang belum ada obatnya ini.**(sumber: kendaripos.fajar.co.id)
