Presiden Prabowo Undang Para Naga Taipan ke Istana, Kasus Pagar Laut Meredup?

Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengundang delapan pengusaha besar ke Istana Negara dalam sebuah pertemuan tertutup yang menimbulkan banyak spekulasi di kalangan publik.
Para taipan yang kerap dijuluki netizen sebagai ‘para naga’ itu hadir dengan ekspresi tegang saat bertemu dengan pemimpin baru Indonesia.
Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Aguan, Boy Thohir, Tommy Winata, Prajogo Pangestu, Anthony Salim, Dato Sri Tahir, dan Franky Widjaja.
Mereka adalah figur besar di dunia bisnis Indonesia yang memiliki pengaruh luas di berbagai sektor ekonomi.
Kehadiran mereka menimbulkan pertanyaan besar: apa agenda utama pertemuan ini?
Banyak pihak berspekulasi bahwa pertemuan ini bukan sekadar silaturahmi, melainkan berkaitan dengan isu-isu besar yang selama ini menjadi sorotan publik.
Beberapa taipan tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan sejumlah kasus besar di Indonesia, termasuk proyek pagar laut di Tangerang yang misterius serta dugaan korupsi besar di Pertamina yang disebut-sebut mencapai hampir Rp 1.000 triliun.
Kasus-Kasus yang Menyisakan Tanda Tanya
Salah satu isu yang mencuat kembali adalah proyek pagar laut di Tangerang.
Proyek ini sebelumnya ramai diperbincangkan, tetapi tiba-tiba menghilang dari pemberitaan. Pengamat politik Made Supriatma turut menyoroti hilangnya isu tersebut.
“Taruhlah kasus pagar laut. Isunya menghilang. Menteri-menteri yang dulu ribut, semua diam. Bahkan ada yang kantornya terbakar. Metafornya: terbakar pula ujung jas-nya. Sebagai peringatan: jangan main-main,” ungkap Supriatma.
Selain itu, dugaan korupsi di Pertamina yang nilainya hampir mencapai Rp 1.000 triliun juga menjadi topik yang meresahkan masyarakat.
Besarnya angka yang disebut dalam kasus ini menimbulkan kecurigaan bahwa ada kekuatan besar yang melindungi para aktor di baliknya.
Menurut Made Supriatma, pertemuan ini menegaskan bahwa pola kekuasaan di Indonesia masih dikuasai oleh elite yang sama sejak era Orde Baru.
Para taipan ini, menurutnya, bukan sekadar pebisnis, tetapi juga bagian dari sistem kekuasaan yang telah mengakar kuat.
“Pemainnya tetap sama, dari zaman Suharto sampai sekarang. Bedanya, sekarang mereka lebih kuat genggamannya,” kata Supriatma.
Ia juga menilai bahwa keberadaan mereka dalam lingkaran elite ekonomi dan politik terus berulang di setiap pemerintahan.
Presiden Prabowo sendiri tampaknya berusaha mempertahankan tokoh-tokoh ekonomi dari pemerintahan sebelumnya, menunjukkan bahwa pola kekuasaan masih mengacu pada prinsip yang sama.
“Orang-orang ini punya perut tanpa dasar. Apa saja diuntal!” pungkasnya.
Agenda di Balik Pertemuan Ini?
Publik tentu bertanya-tanya, apakah pertemuan ini hanya ajang diskusi biasa atau ada agenda besar yang tengah dirancang?
Dengan keterlibatan nama-nama besar yang memiliki rekam jejak dalam proyek-proyek kontroversial, pertemuan ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk terus mengawasi jalannya pemerintahan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto.
Transparansi dan pengawasan publik menjadi kunci dalam menelusuri arah kebijakan ekonomi dan politik ke depan.
Apakah Prabowo akan membawa perubahan atau justru mengukuhkan cengkeraman elite lama? Hanya waktu yang bisa menjawab.**(sumber)
