TNI AU Bertindak: Pesawat Asing Tanpa Izin Akan Ditindak Tegas

Makassar, Penkoopsud II – TNI Angkatan Udara (TNI AU) menegaskan peran strategisnya dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia dengan melakukan pengawasan ketat terhadap pesawat asing yang memasuki wilayah udara nasional tanpa izin.
Jika ditemukan pelanggaran, tindakan tegas akan dilakukan, mulai dari peringatan, pengusiran, hingga pendaratan paksa apabila diperlukan.
Hal ini ditegaskan oleh Asisten Operasi Kaskoopsud II, Kolonel Pnb Vincentius Endy H. P., M.Han, dalam paparannya di Seminar Indonesia AirNav Cabang MATSC yang digelar di Ballroom Balla 1 & 2 Hotel Harper Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/3/2025).
Dalam forum ini, Kolonel Vincentius menekankan bahwa TNI AU memiliki tanggung jawab penuh dalam menjaga keamanan wilayah udara nasional, terutama di jalur strategis seperti Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
“TNI AU bertanggung jawab penuh terhadap setiap aktivitas penerbangan yang melintas di ruang udara Indonesia. Setiap pesawat asing yang memasuki wilayah tanpa izin akan mendapatkan tindakan sesuai prosedur, mulai dari komunikasi peringatan, pengusiran, hingga paksaan untuk mendarat di pangkalan udara terdekat jika diperlukan. Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam menjaga kedaulatan negara,” tegasnya di hadapan para peserta seminar.

Seminar yang mengusung tema “The Power of Collaboration for Harmony Towards a New Horizon” ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dalam dunia penerbangan.
Selain TNI AU, hadir pula perwakilan dari AirNav Indonesia, Kementerian Perhubungan, BMKG, operator bandara, dan maskapai penerbangan.
Dari jajaran TNI AU, sejumlah pejabat turut menghadiri seminar ini, termasuk Dankosek II Makassar Marsma TNI Arief Hartono, S.H., MNSA, Danwing Udara 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Hilman L. P. Ambarita, serta Asops Kosek II Letkol Pnb Dodik Supriyanto, S.Sos., MMDS.
Diskusi yang berlangsung dalam seminar ini menyoroti pentingnya sinergi antara instansi militer dan sipil dalam memastikan keamanan penerbangan di wilayah udara Indonesia.
AirNav Indonesia dengan teknologi navigasinya, serta BMKG dengan data cuaca yang akurat, berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional penerbangan nasional.

Dalam sesi diskusi, Kolonel Vincentius juga menggarisbawahi tantangan yang semakin kompleks dalam pengamanan wilayah udara.
Pesawat asing yang melintas tanpa izin bukan hanya berpotensi melanggar kedaulatan negara, tetapi juga dapat membahayakan jalur penerbangan domestik.
“Kami tidak hanya berfokus pada pesawat sipil atau militer asing yang melanggar batas wilayah, tetapi juga pada berbagai ancaman udara lainnya, termasuk pelanggaran yang dilakukan oleh pesawat tak berawak (drone) yang beroperasi tanpa izin,” tambahnya.
Di era teknologi yang semakin maju, pengawasan udara membutuhkan strategi yang lebih canggih.
Oleh karena itu, TNI AU terus memperkuat sistem pertahanan udara dan meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan respons cepat terhadap setiap potensi ancaman.
Sebagai bentuk penghargaan atas kontribusi dalam memperkuat kerja sama lintas sektor di bidang penerbangan, seminar ini ditutup dengan sesi penyerahan plakat kepada para narasumber.
Langkah ini menjadi simbol sinergi yang lebih erat antara TNI AU dan institusi penerbangan lainnya dalam menjaga keselamatan dan kedaulatan udara Indonesia.
Dengan adanya komitmen kuat dari TNI AU dan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan sistem pengawasan wilayah udara nasional semakin solid dan mampu menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
(Sumber; Penkoopsud II)
