Tim DVI Polda Jabar Kembalikan Identitas Korban ke Pelukan Keluarga

Cirebon – Suasana haru menyelimuti RSUD Arjawinangun, Minggu (01/06/2025), ketika dua jenazah korban longsor tambang Galian C di Gunung Kuda, Cirebon, berhasil diidentifikasi dan diserahkan kepada keluarga.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya besar Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Jawa Barat dalam memberikan kepastian dan keadilan bagi para korban dan keluarganya.
Musibah yang terjadi di kawasan tambang ilegal Desa Cipanas, Kecamatan Dukupuntang, menelan korban jiwa sebanyak 19 orang. Hingga hari Minggu kemarin, Tim DVI telah menerima 18 kantong jenazah, dan seluruhnya telah berhasil diidentifikasi.
Satu korban lainnya, Rion Firmansyah, sempat dievakuasi hidup, namun menghembuskan napas terakhir di UGD RS Sumber Hurip.
Di balik layar, Tim DVI yang dipimpin langsung oleh Kabiddokkes Polda Jabar, Kombes Pol. dr. Nariyana, M.Kes., QHIA, bekerja dalam senyap namun penuh makna. Di tengah aroma formalin dan suasana duka, mereka menyusun kepingan demi kepingan identitas dari sidik jari, tanda medis, hingga barang pribadi, agar para korban tak hanya jadi angka statistik, tapi tetap dikenal sebagai manusia seutuhnya.
“Ini bukan sekadar tugas, ini tanggung jawab kemanusiaan. Kami ingin memastikan setiap korban kembali ke keluarganya dengan layak dan bermartabat,” ujar dr. Nariyana usai memimpin proses rekonsiliasi jenazah pukul 14.00 WIB.
Mereka yang Telah Kembali
Dua jenazah terbaru yang berhasil diidentifikasi adalah:
Nalo Sanjaya (53), warga Blok Simbanglaya, Desa Kendondong Kidul.
Wahyu Galih (26), warga Blok Karanganyar, Desa Cipanas.
Keduanya dikenali melalui kombinasi metode ilmiah dan detail yang disampaikan pihak keluarga.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, S.I.K., M.H., menyampaikan apresiasi atas kerja keras seluruh tim, dari DVI, RSUD Arjawinangun, Polresta Cirebon, hingga tim Inafis.
“Penanganan dilakukan secara profesional dan humanis. Kami berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terlebih dalam situasi darurat seperti ini,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana, terutama di kawasan rawan longsor dan lokasi pertambangan ilegal.
“Keselamatan adalah tanggung jawab bersama. Jangan abaikan risiko demi keuntungan sesaat.”
Tragedi ini bukan sekadar kisah tentang tanah yang longsor, tetapi juga tentang keteguhan para petugas yang tak mengenal lelah, tentang keluarga yang bertahan dalam kehilangan, dan tentang harapan yang tetap menyala di tengah duka.
Langkah para personel DVI Polda Jabar bukan hanya menutup kisah para korban, tapi juga membuka ruang pemulihan bagi keluarga mereka sebuah pengingat bahwa di tengah musibah, empati dan pengabdian masih menjadi cahaya.
Sumber : Humas Polda Jabar
