Klarifikasi SPBU Landau Mumbung: Etika dan Jurnalisme yang Sehat Harus Dijunjung Tinggi

Landau Mumbung – Di tengah riuhnya pemberitaan yang berseliweran di grup WhatsApp dan media daring lokal, nama SPBU Landau Mumbung sempat terseret ke pusaran tuduhan.
Dugaan/Isu penyaluran BBM yang diduga tak sesuai aturan. Namun pagi ini, 1 Juni 2025, suara dari pelosok Menikung itu akhirnya muncul untuk bicara langsung, tenang, tapi tegas.
Juliansyah, pengelola SPBU 6679603 Landau Mumbung, memilih menyampaikan klarifikasi. Bukan dengan marah-marah. Tapi dengan seruan untuk kembali pada akarnya, etika dan tanggung jawab, baik sebagai pelaku usaha maupun sebagai jurnalis.
“Kami patuh aturan. Kami terbuka. Tapi jangan asal datang ambil gambar tanpa izin, lalu simpulkan seolah-olah tahu semuanya. Itu menyakitkan dan tidak adil,” katanya saat ditemui pagi itu.
Bagi Juliansyah, distribusi BBM di wilayah terpencil bukan sekadar urusan logistik. Namun tentang membangun kepercayaan. Setiap liter solar atau pertalite yang keluar dari nozzle adalah bagian dari roda ekonomi kampung, untuk petani, untuk nelayan sungai, untuk guru yang mengantar logistik ke dusun.
Dan ketika kepercayaan itu dirusak oleh pemberitaan yang tak berimbang, efeknya bisa guncang. Bukan hanya buat SPBU, tapi juga bagi warga yang bergantung pada keberlangsungan distribusi.
“Kami siap dikritik. Tapi mari berbicara dengan data. Jangan ambil gambar dari medsos orang lain, terus dibuat seolah itu hasil liputan sendiri. Di mana etikanya?” lanjutnya.
Juliansyah tidak menolak media. Sebaliknya, ia mengajak para jurnalis untuk hadir secara utuh, datang ke lapangan, bertanya, berdialog. Bukan sekadar menyusun narasi dari kejauhan.
Dalam klarifikasinya, ia menyelipkan ajakan introspeksi, agar media tetap menjadi ruang akuntabilitas, bukan arena tuding-menuding tanpa dasar. Ia juga menyentil pentingnya verifikasi, hak jawab, dan sopan santun dalam berinteraksi.
“Kami di sini bukan anti dikritik. Tapi kami mohon, mari kita jaga nama baik daerah ini dengan berita yang benar. Jangan hanya cari sensasi dari satu-dua gambar,” tutupnya.
