Pelajar SMP di Banjarnegara Jago Reparasi Elektronik, Karyanya Diminati

Banjarnegara – Di usia yang baru menginjak 13 tahun, Adnan, seorang pelajar kelas 1 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menunjukkan kemampuan luar biasa dalam bidang reparasi dan perakitan elektronik.
Keahliannya merakit miniatur soundsystem secara otodidak tidak hanya mengundang decak kagum, tetapi juga berhasil menarik perhatian para pelanggan dari berbagai kalangan.
Adnan tinggal di Desa Pasegeran, RT 01 RW 02, Kecamatan Pandanarum. Meski masih duduk di bangku SMP, ia telah mampu merakit dan memperbaiki perangkat elektronik, khususnya miniatur soundsystem, dengan hasil yang cukup profesional.
Kegiatan ini ia tekuni sejak satu tahun terakhir, dimulai dari rasa penasaran terhadap perangkat musik milik kakeknya.
Kepada wartawan, Adnan menceritakan awal mula ia belajar merakit elektronik.
“Awalnya cuma iseng bongkar-bongkar musik punya Bok (kakek), saya lihat isinya terus saya coba pasang lagi. Lalu saya beli komponen mesin, saya rakit, dan ternyata bisa bunyi,” ujar Adnan saat ditemui di rumahnya pada Kamis, 5 Juni 2025.
Setelah sukses merakit mesin, ia mulai berkreasi membuat miniatur boks soundsystem menggunakan triplek yang juga ia potong dan bentuk sendiri.
Hasil karyanya kemudian dijual dan laku di pasaran, terutama di kalangan pelajar dan remaja.
Mislam, ayah Adnan, menyatakan kebanggaannya atas kemampuan anaknya.
Ia turut membantu menyediakan bahan dan kebutuhan teknis seperti membeli komponen serta memotong triplek.
“Saya bangga dan sangat mendukung asalkan sekolahnya tidak terganggu,” ucap Mislam.
Fajar, salah satu pembeli miniatur soundsystem buatan Adnan, mengakui kualitas hasil rakitan pelajar muda tersebut.
“Kalau hasil suara lumayan jernih dan harganya juga cukup murah,” ungkapnya saat ditemui pada Kamis, 5 Juni 2025.
Adnan menjadi sorotan karena menunjukkan bahwa usia muda bukan penghalang untuk berkarya.
Dengan semangat belajar dan dorongan dari keluarga, ia membuktikan bahwa keterampilan dapat diasah dari usia dini, bahkan secara otodidak.
Kasus Adnan juga menjadi contoh positif bagi generasi muda lainnya untuk mengembangkan potensi tanpa melupakan pendidikan formal.
Dengan kemampuan yang terus berkembang dan dukungan dari orang tua serta lingkungan sekitar, Adnan berpeluang besar untuk menekuni bidang teknik elektronik secara lebih serius di masa depan.
Jika dibina dengan baik, ia bisa menjadi inovator muda yang berkontribusi bagi kemajuan teknologi lokal.**/somad
