7 Langkah Awal Membuka Warung Sembako dengan Tepat

Ekonomi – Bisnis sembako merupakan salah satu bisnis yang cukup menjanjikan karena minat pasarnya yang tidak pernah habis. Sebab, produk yang banyak dijual untuk usaha ini merupakan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat seperti beras, minyak goreng, telur, dan sembako lainnya.
Bisa dikatakan warung sembako merupakan salah satu bisnis yang tidak memiliki musim tertentu. Pada hari-hari biasa, usaha ini juga akan selalu ramai didatangi konsumen untuk membeli kebutuhan sehari-hari mereka.
Membuka warung sembako tentu berpeluang untuk meraih keuntungan karena bisa dilakukan dari modal yang tidak terlalu besar. Namun jika langkah yang dilakukan tidak tepat, maka bisa menimbulkan berbagai macam kendala sehingga hingga kerugian dalam bisnis.
7 Langkah Awal Membuka Warung Sembako
Untuk meminimalisir beberapa kendala seperti di atas, maka penting menentukan langkah yang tepat saat memulai bisnis sembako. Adapun langkah-langkah awal membuka warung sembako yang bisa dilakukan dengan modal kecil adalah sebagai berikut.
1. Membuat Rincian Modal Produk Usaha
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membuat rincian modal sedetail mungkin mulai dari stok produk, biaya perlengkapan, dan operasional bisnis sembako. Tentukan terlebih dahulu produk usaha apa yang ingin dijual sesuai kebutuhan konsumen.
Misalnya produk usaha yang akan dijual adalah kebutuhan pokok saja seperti beras, minyak, dan telur. Atau jika bisnis sembako ingin lebih berkembang bisa dengan menjual produk lebih lengkap seperti mie instan, tepung, bumbu masak, dan lainnya.
Selanjutnya, perhitungkan juga biaya perlengkapan seperti pengadaan rak, timbangan, meja, kursi, dan mesin kasir. Sahabat Wirausaha juga bisa memperhitungkan biaya operasional bisnis seperti upah tenaga kerja, biaya listrik, dan lainnya.
2. Menganalisa Kompetitor Bisnis
Bisnis sembako memang memiliki pesaing yang cukup tinggi karena produk yang dijual merupakan kebutuhan primer di kalangan masyarakat. Maka dari itu, perlu untuk melakukan analisa kompetitor supaya bisnis bisa lebih bersaing.
Contohnya, dalam satu daerah ditemukan 2-3 warung sembako yang menjual beras lokal tanpa merk dengan harga Rp11.000 per kg. Kemudian konsumen di sekitar mengeluhkan kualitas beras yang kurang pulen atau banyak bekas gabah.
Berdasarkan analisa kompetitor tersebut, Sahabat Wirausaha dapat mengambil celah dan peluang dari kekurangan kompetitor. Misalnya, menghadirkan beras lokal yang pulen dan dikemas secara premium sehingga memiliki nilai jual lebih tinggi yakni sekitar Rp15 ribu per kg.
Kemudian untuk menjamin kualitas produk, konsumen bisa meretur barang apabila produk yang dibeli rusak atau sudah kadaluarsa. Dari analisa kompetitor ini, akan lebih mudah dalam mengambil keputusan sebelum membuka warung sembako. Bisnismu pun akan terlihat lebih unggul di mata konsumen dibandingkan dengan kompetitor lain.
Penulis: Nazhifah Husna
Editor: Sonia Fatmarani
