Tanah Gerak di Kandangserang 63 Rumah Rusak, Warga Mengungsi
Sementara ini jalan masih bisa dilalui kendaraan, tapi dengan kondisi yang semakin parah karena pergerakan tanah

Pekalongan – Bencana tanah gerak melanda Desa Trajumas, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan. Akibat kejadian ini, sebanyak 63 rumah mengalami kerusakan dengan lima rumah di antaranya rusak berat. Kondisi tersebut memaksa lima kepala keluarga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Rumah-rumah yang mengalami kerusakan berat adalah milik Arja Winata di Dukuh Trajumas, RT 02 RW 01 yang dihuni oleh enam jiwa, Wiasih di Dukuh Trajumas RT 03 RW 01 dengan tiga jiwa, dan Lukman Hakim di Dukuh Purwodadi RT 10 RW 05 dengan lima jiwa.
Satu rumah lainnya yang juga mengalami kerusakan parah adalah milik Wahyono di Dukuh Trajumas RT 02 RW 01. Para penghuni rumah-rumah tersebut telah mengungsi demi keselamatan mereka.
Kepala Dusun (Kadus) 1 Trajumas, Slamet, saat ditemui di rumahnya pada Sabtu (1/2/2025) mengungkapkan bahwa total rumah yang mengalami kerusakan ringan mencapai 63 unit.
Rinciannya adalah 53 rumah di Kadus 1 Trajumas, 2 rumah di Kadus 3 Purwodadi, dan 8 rumah di Kadus 2 Karangwringin.
Selain merusak rumah warga, tanah gerak juga menyebabkan sejumlah ruas jalan mengalami rekahan dan ambles.
Beberapa jalan yang terdampak antara lain jalan di Dukuh Trajumas, Dukuh Purwosari, serta jalan penghubung antara Desa Trajumas dan Desa Bodas. Hingga saat ini, pergerakan tanah masih terjadi dan rekahan di jalan-jalan tersebut terus melebar.
“Lima rumah sudah dikosongkan karena kondisinya sangat parah dan tidak mungkin dihuni lagi. Penghuninya semua sudah mengungsi ke lokasi yang lebih aman. Puluhan rumah lainnya mengalami retak-retak,” kata Slamet.
Meski jalan-jalan di desa mengalami kerusakan, Slamet memastikan bahwa akses kendaraan masih memungkinkan, meskipun kondisi tanah yang ambles terus memburuk.
“Sementara ini jalan masih bisa dilalui kendaraan, tapi dengan kondisi yang semakin parah karena pergerakan tanah terus berlangsung,” ujarnya.
Menyikapi kondisi tersebut, pemerintah desa berencana merelokasi rumah-rumah yang terdampak ke lokasi yang lebih aman.
Slamet menyatakan bahwa pihak desa telah menyiapkan lahan yang cukup luas dan bebas dari ancaman tanah gerak. Ia berharap pemerintah dapat membantu proses relokasi ini agar warga bisa mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak.
Salah satu warga yang terdampak, Wahyono, mengungkapkan bahwa tanah mulai bergerak sejak 20 Januari 2025 pada pukul 02.00 dini hari. Hingga saat ini, kondisi tanah masih terus bergerak, menyebabkan ketidakpastian bagi para warga.
“Kejadiannya jam 2 malam tanggal 20 Januari, tapi sampai sekarang tanah masih gerak. Kami berharap ada perhatian segera dari pemerintah,” ujar Wahyono dengan penuh harap.
Warga Desa Trajumas kini menunggu langkah cepat dari pemerintah daerah maupun pusat untuk menangani dampak bencana ini. Relokasi menjadi harapan besar agar mereka dapat kembali menjalani kehidupan dengan aman dan nyaman tanpa ancaman tanah gerak yang terus terjadi.**/Somad
Penulis: Somad