Sejarah Langka Pertama Dalam 60 Tahun, Populasi China Menyusut
Seperti yang telah dilansir oleh CNN Indonesia Populasi China menyusut […]
Seperti yang telah dilansir oleh CNN Indonesia
Populasi China menyusut pada 2022 untuk pertama kalinya sejak lebih dari enam dekade terakhir. Per akhir 2022 lalu, penduduk China dilaporkan berkurang 850 ribu dibandingkan tahun sebelumnya.
Biro Statistik Nasional (National Bureau of Statistics/NBS) melaporkan populasi China mencapai sekitar 1.411.750.000 pada akhir 2022. Jumlah kelahiran mencapai 9,56 juta, sementara jumlah kematian 10,41 juta.
“Populasi China menurun pertama kali sejak 1961,” kata Zhang Zhiwei, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management, seperti dikutip South China Morning Post, Selasa (17/1).
Penurunan populasi ini membuat khawatir sejumlah ahli lantaran dinilai bisa menghambat pertumbuhan ekonomi dan menambah tekanan pada pendapatan dalam negeri.
China terakhir kali mengalami penurunan populasi yakni pada 1960 saat Negeri Tirai Bambu berjuang melawan krisis kelaparan terburuk dalam sejarah akibat kebijakan pertanian pemimpin tertinggi saat itu, Mao Zedong.
Baca juga : Inilah Sosok Penumpang yang Rekam Detik-detik Terakhir Yeti Airlines
Pada 2016, China juga telah menyetop kebijakan “satu anak” mereka yang sudah diberlakukan secara ketat sejak 1980-an karena khawatir populasi yang berlebih. Namun misi itu nyatanya gagal mengembalikan angka penduduk yang kian menyusut.
Banyak ahli menilai lonjakan biaya hidup serta pergeseran ideologi generasi baru menjadi penyebab populasi di China menurun.
“(Orang China juga) telah terbiasa dengan keluarga yang kecil karena kebijakan satu anak yang diterapkan selama puluhan tahun,” kata peneliti di Universitas Victoria Australia, Xiujian Peng, kepada AFP.
“Pemerintah China harus menemukan kebijakan yang efektif untuk mendorong kelahiran. Jika tidak, kesuburan akan turun lebih rendah lagi,” lanjutnya.
Belakangan, banyak otoritas lokal yang meluncurkan langkah-langkah untuk mendorong pasangan agar memiliki anak.
Kota Shenzen, misalnya, yang kini menawarkan bonus untuk kelahiran dan memberikan tunjangan sampai anak berusia tiga tahun.
Pasangan yang memiliki anak pertama akan secara otomatis menerima 3 ribu yuan atau setara Rp6,7 juta. Sementara yang memiliki anak ketiga bakal mendapat 10 ribu yuan atau setara Rp22,3 juta.
Kota Jinan juga sejak awal Januari telah memberikan uang sebesar 600 yuan atau setara Rp1,3 juta bagi pasangan yang memiliki anak kedua.