Amerika Serikat Menghadapi Fenomena Persiapan Bahaya
Masyarakat ingin mendapatkan kembali hak pilihan mereka, rasa kendali mereka. Dan melakukan sesuatu untuk mencocokkan ketakutan mereka
Berita – Fenomena persiapan untuk menghadapi bahaya, semakin berkembang di antara warga Amerika Serikat (AS). Dengan jumlah orang yang mempersiapkan diri meningkat dua kali lipat menjadi sekitar 20 juta sejak tahun 2017.
Persiapan ini terlihat di tengah ketidakpastian politik, bencana alam, dan cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi. Mayoritas pertumbuhan ini berasal dari kelompok minoritas, dan orang-orang yang secara politik dianggap sebagai kelompok kiri-tengah.
Faktor-faktor seperti pemilihan Donald Trump pada tahun 2016, pandemi Covid-19, cuaca ekstrem, dan protes keadilan rasial pasca-pembunuhan George Floyd pada tahun 2020. Semakin memperparah rasa tidak aman di antara warga AS.
“Saya sangat terkejut melihat banyaknya orang kulit berwarna di sini.” Kata seorang warga AS, Brook Morgan, yang ditemui di Survival & Prepper Show di Colorado. “Ini perubahan yang nyata,” tambahnya.
Pada acara akhir pekan Survival & Prepper di Boulder County, Colorado. Lebih dari 2.700 orang dengan peserta yang beragam membayar US$10, masing-masing untuk menghadiri ajang tersebut.
Peserta dan pengelola stan menyatakan bahwa acara ini mencerminkan keprihatinan jutaan warga AS. Yang tidak lagi merasa aman hanya mengandalkan pemerintah atau industri swasta. Untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti listrik, air, dan makanan.
Chris Ellis, seorang peneliti dan kolonel di Angkatan Darat AS yang bekerja di bidang kesiapsiagaan dan pemulihan bencana. Mengungkapkan bahwa ada 20 juta orang Amerika yang bersiap, berdasarkan data ketahanan rumah tangga dari Badan Manajemen Darurat Federal.
Editor: Slametra Pratama