Jakarta – Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Senin (22/12/2025), Rumah Hebat Nusantara (RHN) menyampaikan surat permohonan resmi yang ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Langkah tersebut ditempuh sebagai bagian dari ikhtiar kebangsaan yang dilakukan secara konstitusional, tertib administrasi, dan beretika, sekaligus dimaknai sebagai seruan moral agar bangsa Indonesia segera bangkit dan pulih pasca bencana yang melanda beberapa waktu terakhir.

Penyampaian surat dilakukan langsung ke Kementerian Sekretariat Negara sebagai lembaga yang memiliki kewenangan memfasilitasi administrasi kepresidenan.

Rumah Hebat Nusantara menegaskan bahwa jalur yang ditempuh merupakan mekanisme resmi negara, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sekretaris Jenderal Rumah Hebat Nusantara, R. Umar Sasana, RMH, menjelaskan bahwa langkah tersebut berpijak pada dasar hukum yang jelas. Ia merujuk Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan kedudukan Presiden sebagai pemegang kekuasaan pemerintahan negara, serta Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2015 tentang Kementerian Sekretariat Negara.

Menurutnya, rujukan tersebut menjadi landasan RHN untuk menempuh jalur yang sah dan terhormat dalam menyampaikan amanah kebangsaan.

“Penyerahan surat ini bukan sekadar urusan administratif. Ini adalah amanah moral yang harus disampaikan melalui mekanisme negara yang benar. Kami memilih jalan konstitusi, jalan yang santun dan beradab, karena di sanalah suara nurani bangsa seharusnya disampaikan,” ujar Umar Sasana kepada wartawan usai penyerahan surat.

Umar Sasana juga memaparkan kronologi penerimaan amanah tersebut.

Ia mengaku pertama kali menerima kabar untuk merapat pada 17 November 2025, yang kemudian ditindaklanjuti sehari setelahnya, 18 November 2025.

Dalam pertemuan itu, ia diminta untuk mengambil sebuah surat penting yang dititipkan melalui Pangeran Droni, dengan pesan agar surat tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melalui jalur kenegaraan yang patut.

Amanah tersebut kemudian ditindaklanjuti pada 6 Desember 2025.

Pada tanggal tersebut, Umar Sasana menemui Pangeran Droni dan menerima langsung surat dimaksud.

Ia kembali menegaskan bahwa pesan yang disampaikan kepadanya konsisten, yakni agar surat tersebut diteruskan kepada Presiden melalui mekanisme negara yang sah, guna menjaga kehormatan proses serta substansi pesan kebangsaan yang terkandung di dalamnya.

Melalui surat permohonan resmi kepada Menteri Sekretariat Negara, Rumah Hebat Nusantara meminta fasilitasi penyampaian surat kepada Presiden sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Langkah ini, menurut Umar Sasana, merupakan bentuk komitmen RHN terhadap asas kepastian hukum, tertib administrasi negara, dan etika ketatanegaraan, sekaligus upaya merawat kepercayaan publik terhadap institusi negara.

Momentum Hari Ibu dipilih bukan tanpa alasan.

Umar Sasana menautkan peringatan tersebut dengan makna kebangsaan yang lebih luas.

Ia menyebut Hari Ibu sebagai simbol kepedulian, perlindungan, dan pemulihan.

“Hari ini kami mengetuk pintu negara dengan doa dan harapan agar Ibu Pertiwi yang terluka dapat segera dipulihkan. Negara diharapkan hadir tidak hanya sebagai pengelola, tetapi juga sebagai pelindung dan penguat daya hidup rakyat,” ujarnya.

Rumah Hebat Nusantara berharap ikhtiar ini dapat menjadi jembatan antara amanah nurani dan kebijakan negara.

Di tengah berbagai tantangan kebangsaan dan dampak bencana, RHN menilai bahwa langkah yang berpijak pada hukum, etika, dan nilai kemanusiaan merupakan bagian dari upaya menjaga tradisi bernegara yang santun dan beradab, sekaligus menumbuhkan harapan akan pemulihan bangsa.**/Ihwan