Tanjungpinang — Sabtu pagi (9/8/2025), langit Tepi Laut Taman Tugu Sirih bergemuruh. Deru pesawat dan helikopter memecah udara, sementara di bawahnya, para prajurit dan tim penyelamat lintas instansi bersiap memulai misi simulasi yang memacu adrenalin.

Itulah suasana Demonstrasi Latihan Operasi Pencarian dan Penyelamatan Pesawat Udara (Pesud) serta Sea and Jungle Survival Awak Pesud TA. 2025 yang diselenggarakan Lanudal Tanjungpinang dan Wing Udara 1 Tanjungpinang. Latihan ini dirancang untuk menguji kesiapan personel menghadapi skenario terburuk: kecelakaan pesawat di tengah laut atau hutan lebat.

Di skenario pertama, tim penyelamat berpacu dengan waktu mengevakuasi korban dari perairan. Skenario kedua tak kalah menantang: penyelamatan di medan hutan yang menguji koordinasi, kecepatan, dan kekompakan. Semua dilakukan dengan ketelitian tinggi, menunjukkan sinergi kuat antar satuan, mulai dari Diskes Koarmada I, Wing Udara 1, Lanudal TPI, AKP Fasharkan Puspenerbal, Tim Peninjau Disoplatal, Koorsahli Mabesal, hingga Basarnas Tanjungpinang.

Puncak acara menjadi momen yang tak terlupakan bagi warga. Pesawat Casa NC 212-200 Aviocar/U-6211 dan CN 235-220M MPA P-8305 melintas anggun di udara, disusul helikopter HS-1307 (AS 565 MBe Panther) yang bermanuver lincah, seperti menari di atas langit biru Tanjungpinang.

Komandan Lanal Bintan, Kolonel Laut (P) Dr. Eko Agus Susanto, SE., M.M., mengapresiasi suksesnya latihan ini. “Latihan ini menunjukkan kesiapan operasional dan profesionalisme awak pesawat TNI AL dalam menjalankan misi penyelamatan,” ujarnya, menegaskan bahwa kerja sama lintas instansi adalah kunci keberhasilan setiap operasi SAR.

Bagi masyarakat yang hadir, latihan ini bukan sekadar tontonan, melainkan bukti nyata bahwa di balik gemuruh mesin dan aksi dramatis, ada komitmen besar untuk menjaga nyawa di setiap medan — laut atau hutan.

(Pen Lanal Bintan)