Ogoh-Ogoh Tikus Iringi Long March LAKI dan MAGSI Sambut Hakordia di Kota Bekasi
BEKASI – Puluhan mahasiswa dan aktivis antikorupsi menggelar aksi long march dengan mengarak ogoh-ogoh berbentuk tikus di depan Kantor Wali Kota Bekasi, Selasa (9/12/2025).
Aksi yang berlangsung dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia itu menjadi simbol perlawanan terhadap praktik korupsi yang dinilai terus merugikan rakyat.
Aksi jalan kaki tersebut dipimpin Mahasiswa Gempur Korupsi (MAGSI) bersama Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI).
Massa bergerak sekitar pukul 10.00 WIB sambil membawa spanduk, poster, pengeras suara, dan berbagai simbol antikorupsi.
Ogoh-ogoh tikus setinggi lebih dari satu meter yang diarak peserta menjadi pusat perhatian masyarakat yang melintas di kawasan pemerintahan Kota Bekasi.
Setibanya di depan Kantor Pemerintah Kota Bekasi, para peserta aksi menyerukan agar masyarakat berani menolak segala bentuk praktik korupsi.
Mereka menilai korupsi telah menjadi ancaman serius bagi kesejahteraan publik.
Koordinator aksi menyampaikan bahwa gerakan ini dilakukan untuk menggugah kesadaran masyarakat agar menjaga integritas di lingkungan masing-masing.
Ia menegaskan, perlawanan terhadap korupsi tidak boleh berhenti pada simbol semata, tetapi harus diwujudkan melalui tindakan nyata.
Peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) diperingati setiap 9 Desember, sesuai keputusan Majelis Umum PBB pada 30 Oktober 2003.
Penetapan tersebut dilakukan menjelang pengesahan Konvensi Antikorupsi PBB (UNCAC) yang ditandatangani di Merida, Meksiko, pada 9 Desember 2003.
Hakordia bertujuan memperkuat komitmen global memberantas korupsi. Pesan moral itu sejalan dengan peringatan yang pernah disampaikan Sekretaris Jenderal PBB kala itu, Kofi Annan.
Ia menegaskan bahwa korupsi memberikan dampak paling buruk bagi kelompok miskin, merusak perekonomian negara, dan menghambat upaya pengentasan kemiskinan.
Melalui Hakordia, Annan mengingatkan bahwa korupsi bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pelanggaran moral yang berpengaruh pada stabilitas sosial dan pembangunan.
KPK Ajak Publik Rayakan Kejujuran
Pada peringatan Hakordia 2025, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyerukan agar masyarakat menjadikan momentum ini sebagai perayaan kejujuran.
KPK menekankan bahwa pemberantasan korupsi bukan hanya tugas lembaga penegak hukum, tetapi juga menjadi tanggung jawab seluruh warga negara.
KPK menyampaikan bahwa kekuatan sebuah bangsa terletak pada keberanian rakyatnya dalam menolak segala praktik korup.
Tanpa dukungan publik, pemberantasan korupsi akan berjalan lambat dan kehilangan daya tekan.
Aksi long march yang digelar di Kota Bekasi menjadi salah satu bentuk dukungan masyarakat terhadap upaya pemberantasan korupsi.
Para aktivis menilai bahwa gerakan-gerakan seperti ini perlu terus dilakukan agar tekanan moral terhadap pejabat publik tetap hadir.
Selain berorasi, massa membagikan selebaran yang berisi ajakan menjaga integritas dan menolak gratifikasi.
Mereka juga meminta pemerintah daerah memperkuat transparansi anggaran, terutama terkait belanja publik dan proyek pembangunan.
Meskipun aksi berlangsung dengan suara lantang dan simbol yang mencolok, kegiatan berjalan tertib dan mendapat pengawalan aparat keamanan.
Arus lalu lintas sempat melambat, namun tidak menimbulkan kemacetan panjang.
Aktivis menjelaskan bahwa ogoh-ogoh tikus yang dibawa bukan sekadar hiasan, melainkan simbol bahwa masyarakat menolak korupsi yang dianggap sebagai “hama” dalam sistem pemerintahan.
Tikus dipilih karena kerap dikaitkan dengan tindakan menggerogoti, sebagaimana korupsi yang menggerogoti uang negara.
Menurut mereka, aksi ini menjadi pengingat bahwa korupsi dapat terjadi di mana saja, termasuk di tingkat pemerintah daerah. Karena itu, upaya pengawasan publik tidak boleh berhenti.
Para peserta long march berharap aksi ini mampu mengetuk hati para pemangku kepentingan di Kota Bekasi agar mengedepankan integritas dalam setiap kebijakan.
Mereka menegaskan bahwa gerakan antikorupsi bukan hanya digaungkan saat Hakordia, tetapi harus berlanjut sepanjang tahun.
Aksi tersebut ditutup dengan pembacaan deklarasi antikorupsi dan doa bersama. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi mereka.**/red







