Jakarta – Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri meluruskan kabar miring terkait penangkapan dalam rangkaian aksi unjuk rasa di Jakarta.

Ia memastikan, aparat hanya mengamankan mereka yang melakukan kerusuhan, bukan peserta aksi yang menyampaikan pendapat secara damai.

“Perlu saya tegaskan, yang kami tangkap itu bukan pendemo damai, melainkan perusuh. Mereka yang melakukan perusakan, pembakaran, serta menyerang fasilitas umum,” kata Irjen Asep saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Senin (15/9/2025).

Menurut Kapolda, hingga kini Polda Metro Jaya telah menetapkan 16 orang sebagai tersangka dari berbagai lokasi kericuhan.

Mereka ditangkap karena terlibat dalam pengrusakan halte, pembakaran fasilitas umum, hingga pelemparan benda berbahaya ke arah petugas.

“Penyampaian pendapat dijamin oleh undang-undang, tapi kalau sudah merusak, membakar, atau mengancam keselamatan masyarakat, itu bukan lagi kebebasan berekspresi. Itu tindak pidana,” tegasnya.

Barang bukti yang diamankan polisi memperkuat dugaan tersebut. Sejumlah botol molotov, batu, petasan, helm, masker, kursi kafe, hingga dispenser pemanas air disita karena diduga digunakan untuk menyerang aparat maupun merusak fasilitas publik.

Menariknya, dari 16 tersangka, sebagian masih berusia di bawah umur. Kapolda menegaskan, terhadap anak-anak yang terlibat, penegakan hukum akan mengedepankan mekanisme perlindungan anak.

“Proses hukum tetap berjalan sesuai aturan, tetapi untuk anak-anak kami kedepankan pembinaan agar mereka tidak terjerumus lebih jauh,” ujarnya.

Irjen Asep juga mengimbau masyarakat agar tetap menyalurkan aspirasi secara tertib dan tidak mudah terprovokasi.

Menurutnya, aksi damai adalah hak yang sah, namun harus dilaksanakan dengan cara yang tidak merugikan kepentingan umum.

“Kami berharap semua pihak bisa menyampaikan aspirasi dengan damai. Jangan sampai ada pihak-pihak yang memanfaatkan momentum untuk membuat kerusuhan,” pungkasnya.