BEKASI – Kota Bekasi kembali disorot, bukan karena kemajuan pembangunannya, tapi karena alarm sosial yang mulai meraung. Ketua DPD Pemuda LIRA Kota Bekasi, Alif Nur Muhammad, angkat suara soal maraknya pergaulan bebas di apartemen yang tak memiliki pembatasan usia penghuni. Menurutnya, ini bukan cuma soal tata kelola bangunan, tapi sudah masuk wilayah krisis moral dan masa depan generasi.

“Kalau anak-anak dibiarkan tumbuh di lingkungan tanpa filter moral, Bekasi sedang menggali kubur peradabannya sendiri,” tegas Alif dalam pernyataan resminya, Minggu (4/5/2025).

Fakta di lapangan memang memprihatinkan. Banyak apartemen di Bekasi kini bisa dihuni siapa saja, tanpa peduli batasan umur.

Anak-anak dan remaja bisa tinggal bebas, tanpa pengawasan orang tua atau sistem sosial yang melindungi mereka. Tak heran, tempat-tempat itu kini disebut-sebut jadi episentrum pergaulan bebas.

Alif menyebut, Pemerintah Kota Bekasi tak bisa lagi berlindung di balik jargon “kota pembangunan” jika faktanya tak ramah terhadap anak-anak. Ia menilai, ini bukan sekadar kelalaian, tapi bentuk nyata ketidakhadiran negara dalam melindungi generasi muda dari bahaya lingkungan.

“Jangan tunggu rusaknya moral massal baru sibuk bikin aturan. Kita butuh tindakan nyata, bukan sekadar wacana,” tambahnya.

Melalui Pemuda LIRA, Alif mendesak Pemkot Bekasi untuk:

1. Audit total seluruh apartemen, fokus pada sistem penghuni dan kontrol usia.
2. Terapkan regulasi tegas tentang pembatasan usia penghuni demi perlindungan anak.
3. Aktifkan pengawasan bersama yang melibatkan masyarakat, pemuda, dan lembaga perlindungan anak.
4. Sanksi keras bagi apartemen yang abai terhadap aspek sosial dan moral.

“Kalau hari ini kita diam, lima tahun lagi kita panen generasi yang hilang arah. Ini bukan ancaman, ini realita,” tutupnya dengan nada serius.

(LIRA)