Cerita Warga Sekitar Tower Roboh: Proyek Diduga Belum Rampung
Menurut Leni, insiden ini terjadi usai beberapa pekerja terlihat menggetok-getok beton pada tower tersebut

Tambun Utara, Bekasi – Sebuah insiden menegangkan terjadi di Kavling Bumi Indah Sejahtera, RT 05/08, Kelurahan Karang Satria, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi. Sebuah tower yang belum rampung pembangunannya roboh pada Senin (27/1) sekitar pukul 10.00 WIB, menyebabkan kepanikan di kalangan warga sekitar.
Leniana, seorang warga setempat yang rumahnya hanya berjarak 70 meter dari lokasi tower, menjadi saksi mata kejadian ini. Ia mengaku mendengar suara keras seperti ledakan bom saat tower tersebut roboh.
“Kayak ada bom jatuh gitu lho, ‘Gumbrang!’ gitu, kencengnya,” ujar Leni mengenang peristiwa tersebut saat ditemui pada Selasa (28/1).
Leni menuturkan, warga yang terkejut langsung keluar rumah untuk melihat apa yang terjadi. “(Orang) pada keluar, lihat tower sudah miring. Warga disuruh pada keluar, ‘Keluar! keluar!’ takutnya jatuh beneran, ya pada keluar semua, saya juga ikut keluar deh,” katanya.
Menurut Leni, insiden ini terjadi usai beberapa pekerja terlihat menggetok-getok beton pada tower tersebut.
“Pertama dia lagi kerja, ditanya tuh, lagi kerja dia, lagi getok-getok katanya. Getok-getok, terus jatuh gitu lho. Mungkin coran itu kurang keras. Enggak keras, digetok sama dia, ya rubuh lah,” jelas Leni.
Saat kejadian berlangsung, tidak ada warga yang berani mendekati lokasi tower. “Kaga, kaga ada yang berani, boro-boro ke tiangnya, baru lihat gitu udah ketakutan. Orang-orang pada ketakutan,” ungkapnya.
Leni menambahkan bahwa proyek pembangunan tower tersebut masih jauh dari selesai.
“Belum kelar ini, kerjaannya belum kelar. Kalau udah kelar kan udah keker dia. Belum,” katanya. Ia juga tidak ingat kapan proyek ini dimulai, namun memperkirakan bahwa pekerjaan sudah berlangsung lebih dari satu bulan. “Sebulan lebih lah. Ampe dua bulan itu lah,” imbuhnya.
Tower tersebut diketahui berdiri di atas lahan musala yang sebelumnya digunakan sebagai bangunan yayasan anak yatim.
“Tadinya kayak anak yatim (yayasan anak yatim) bangunannya, bikinnya dulu. Dia beli rumah lagi, dikosongin, dibongkar, jadi tanah, dibangun yang gede, jadi musala,” cerita Leni.
Leni juga mengungkapkan bahwa warga setempat telah menyetujui pembangunan tower ini setelah melalui sosialisasi yang menyebutkan bahwa tower tersebut akan meningkatkan akses keamanan dan konektivitas internet.
“Katanya buat keamanan kita juga, buat masang wifi bisa lancar, begitu ngomongnya. Ibu-ibu pada mau lah kalau kita punya wifi langsung nyatu,” ujar Leni.
Warga sepakat dengan pembangunan tower tersebut setelah pemilik tanah, yang disebut sebagai Pak Ustaz, memberikan izin. “Yang penting Pak Ustaz yang punya tanah mau apa enggak. Pak Ustaz mau, ya warga ikut-ikut juga,” tambahnya.
Setelah kejadian, warga dikumpulkan untuk membahas potensi ganti rugi. Namun, hingga saat ini belum ada warga yang mengajukan tuntutan.
“Kalau umpama barang kita rusak, nuntut ganti rugi dong. Kalau enggak rusak, gimana mau nuntut?” kata Leni.
Meski demikian, Leni sendiri memilih untuk tidak mengungsi ke tempat lain.
“Enggak ah, pikiran saya, andai saja kalau ngungsi, nanti saya enggak ada, saya enggak diganti rugi. Tapi kayaknya enggak akan rubuh deh, ada polisi macam-macam jadi enggak waswas,” tuturnya.
Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai pihak yang bertanggung jawab atas proyek ini, termasuk provider yang memasang tower tersebut. Pihak berwenang diharapkan segera turun tangan untuk menyelidiki penyebab pasti robohnya tower ini dan memastikan keamanan warga sekitar.
Insiden ini menjadi pengingat pentingnya pengawasan yang lebih ketat terhadap proyek konstruksi, terutama yang berlokasi dekat dengan pemukiman warga. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya transparansi dan komunikasi antara pihak pelaksana proyek dan masyarakat setempat demi mencegah hal serupa terulang di masa mendatang. (sumber : kumparan.com)
Editor: icuen