Berita

Branding Halu-Halu, “Tiket Naik Kelas Instan yang Membawa Bau Busuk”

Oleh Novita Sari Yahya, National Director Indonesia 2023-2024

Di negeri Konoha, jalan tercepat untuk “naik kelas” ternyata bukan lewat prestasi atau kerja keras. Cara instan yang paling diminati adalah branding halu-halu: beli sponsor, panggil media, dan pastikan kamera merekam setiap momen.

Tidak masalah kalau isi pidato ngawur atau aktivitasnya dipoles setengah hati—yang penting ada visual: jalan di sawah, naik perahu saat banjir, atau pura-pura panen padi. Semua demi satu tujuan: headline yang menyebut, “Pejabat dekat dengan rakyat.”

Ironi muncul ketika masa jabatan berakhir. Dari skandal proyek mangkrak, mark-up anggaran, hingga rekening tambun hasil praktik tidak transparan, bau busuk yang tersembunyi akhirnya tercium publik. Kamera memang bisa memoles wajah, tapi rekam jejak tak bisa dibohongi.

Yang lebih mengejutkan, trik branding halu-halu kini menular ke dunia pageant. Gelar “empowerment” bisa dimiliki siapa saja—asal ada sponsor, buzzer, dan dana segar. Gelar-gelar prestisius bisa berpindah tangan, dan seringkali kebohongan di balik layar baru terungkap belakangan.

Publik ternganga ketika ternyata sang pemegang gelar justru dikenal lewat praktik kontroversial. Yayasan yang semula disebut membawa nama Indonesia ke panggung internasional pun dipertanyakan kredibilitasnya.

Fenomena buzzer pageant ini tak kalah heboh dibanding politik. Ada yang mati-matian memoles kandidat yang sebenarnya tidak layak, lengkap dengan gosip ala emak-emak kompleks. Standar kriteria? Itu nomor sekian. Yang penting adalah branding, bahkan jika panggung akhirnya menjadi arena cuci dosa.

Hasilnya, pertanyaan muncul: “Apakah Indonesia diwakili oleh yang pantas atau sekadar simpanan?” Persaingan makin panas, sesama kandidat berebut spotlight internasional. Padahal representasi bangsa seharusnya bukan sekadar “hello girls smart” dengan tempelan brosur motivasi, melainkan pribadi yang bersih dari jual diri, pesta miras, dan pergaulan bebas.

Baca juga :  Danpasmar 3 Bangun Komunikasi Strategis Lewat Courtesy Call ke Kodaeral IX Ambon

Di negeri Konoha, branding halu-halu memang tiket instan naik kelas. Tapi satu hal yang tidak bisa dipoles kamera: reputasi. Kamera bisa membohongi mata, tapi sejarah dan rekam jejak selalu meninggalkan bekas yang nyata.

Simak berita dan artikel pilihan Gensa Media Indonesia langsung dari WhatsApp Channel, klik disini : "https://whatsapp.com/channel/GensaClub" dan pastikan kamu memiliki aplikasi WhatsApp yaa.
Sebelumnya

Danlanal Sabang Pimpin Ziarah Nasional HUT ke-80 TNI

Selanjutnya

Brimob Polda Metro Jaya Hadir di Tengah Warga Lewat Jumat Peduli di Jakarta Pusat

Gensa Media Indonesia