Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya Gelar Simulasi Siaga Hadapi Musim Hujan
Jakarta Timur — Suasana Minggu (9/11/2025) pagi di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, tampak berbeda dari biasanya. Puluhan personel berseragam oranye dan biru gelap berjajar rapi di tepi kanal. Sirene berbunyi, perahu karet diturunkan, dan komando terdengar tegas. Inilah simulasi kesiapsiagaan bencana bertajuk “Jaga Jakarta”, yang digelar sebagai bagian dari antisipasi menghadapi musim hujan di Ibu Kota.
Kegiatan ini diikuti oleh unsur TNI, Polri, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, sebagai wujud kolaborasi lintas instansi dalam menghadapi potensi banjir dan genangan air yang kerap melanda sejumlah wilayah. Dari jajaran kepolisian, Batalyon B Pelopor Satbrimob Polda Metro Jaya tampil siap dengan perlengkapan lengkap.

Wakil Komandan Batalyon B Pelopor, AKP Catur Budianto, yang memimpin langsung pasukannya di lapangan, menegaskan bahwa kesiapsiagaan bukan hanya soal reaksi, tapi juga antisipasi.
“Brimob tidak menunggu bencana datang. Kami terus melakukan pemantauan di titik-titik rawan dan siap bergerak kapan pun dibutuhkan,” ujarnya.
Simulasi ini tak hanya menjadi latihan teknis, tetapi juga bentuk nyata kesiapan menghadapi potensi darurat di tengah cuaca ekstrem yang diprediksi berlangsung hingga Februari 2026.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol. Asep Edi Suheri, S.I.K., M.Si., melalui program strategis “Jaga Jakarta”, yang berlandaskan empat pilar utama: Jaga Lingkungan, Jaga Warga, Jaga Aturan, dan Jaga Amanah. Program tersebut menegaskan kehadiran Polri yang responsif, humanis, dan siap membantu masyarakat dalam situasi apa pun.

Tak tanggung-tanggung, Polda Metro Jaya telah menyiapkan armada tanggap darurat berskala besar — 175 perahu karet, 50 mesin boat, 480 pelampung SAR, 150 helm SAR, 20 chainsaw, dan lebih dari 200 peralatan pendukung lainnya. Semua disiapkan untuk memastikan evakuasi dan penanganan darurat berjalan cepat dan aman.
Sementara itu, Komandan Satuan Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Henik Maryanto, S.I.K., M.Si., menegaskan bahwa kesiapsiagaan bencana bukan sekadar tugas, melainkan wujud pengabdian.
“Fokus utama kami adalah keselamatan masyarakat. Brimob akan selalu berada di garda terdepan — bukan hanya untuk menangani bencana, tapi juga memberi rasa aman,” tegasnya.
Menariknya, kesiapsiagaan ini turut diperkuat oleh langkah BPBD DKI Jakarta yang melakukan modifikasi cuaca dengan menaburkan 1.600 kilogram garam di langit Jakarta untuk mengendalikan intensitas hujan ekstrem.
Kegiatan “Jaga Jakarta” menjadi simbol kuat sinergi lintas sektor dalam melindungi warga Ibu Kota. Di tengah ancaman banjir yang selalu datang setiap musim penghujan, Brimob Polda Metro Jaya kembali membuktikan bahwa mereka tak hanya hadir saat bencana datang — tetapi berdiri di barisan paling depan, menjaga, menolong, dan memastikan Jakarta tetap tangguh di tengah segala tantangan alam.







