Puslaiklambangjaau Gaungkan Budaya Zero Accident di Lanud Sultan Hasanuddin

Makassar – Upaya membangun budaya kerja yang aman dan profesional terus digaungkan oleh TNI Angkatan Udara. Kali ini, giliran Lanud Sultan Hasanuddin yang menjadi tuan rumah pelaksanaan ceramah “Road to Zero Accident” (RTZA) yang digelar oleh Pusat Kelaikan Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU (Puslaiklambangjaau), Rabu (21/5/2025).
Kegiatan yang berlangsung di Gedung Serba Guna Lanud ini menjadi momentum penting untuk mempertegas komitmen TNI AU dalam mencegah terjadinya kecelakaan, baik di udara maupun di darat.
Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsma TNI Arifaini Nur Dwiyanto, M.Han., dalam sambutannya menekankan bahwa keselamatan bukan sekadar prosedur, melainkan budaya yang harus tumbuh dalam setiap jiwa prajurit.
“Setiap operasi harus berjalan dengan aman dan efektif. Budaya keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya unit tertentu,” ujarnya.
Danlanud juga mengajak seluruh personel untuk benar-benar menyimak materi yang disampaikan. “Jadikan ini sebagai pengingat sekaligus penguat komitmen untuk terus disiplin, teliti, dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas,” tambahnya.
Sementara itu, Kapuslaiklambangjaau Marsda TNI Andi Wijaya, S.Sos., menegaskan bahwa Road to Zero Accident bukan sekadar jargon, tetapi tekad yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata.
“Kepatuhan terhadap prosedur dan disiplin tinggi menjadi kunci utama dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Ini adalah komitmen bersama demi keselamatan kita semua,” tegasnya.
Ceramah RTZA tidak hanya membahas aspek keselamatan terbang dan kerja, tetapi juga mencakup materi pendukung lainnya seperti kesehatan, psikologi, hukum, hingga operasi militer.
Diskusi interaktif pun digelar, memberikan ruang bagi peserta untuk berbagi pandangan dan pengalaman dalam upaya pencegahan kecelakaan di satuan masing-masing.
Melalui kegiatan ini, Puslaiklambangjaau berharap semangat zero accident benar-benar menjadi bagian dari budaya kerja di lingkungan TNI AU, tidak hanya sebagai target, tetapi sebagai cara hidup.
(Pen Hassanudin)
