Prajurit Hiu Perkasa Kawal Sholat Idul Adha di Jantung Koarmada RI

Jakarta — Jumat pagi, 6 Juni 2025. Langit masih lembut, angin berhembus pelan di atas Lapangan Viyata Jales Yudha, Komando Latihan Koarmada RI. Di sana, ratusan jamaah bersiap menunaikan Sholat Idul Adha 1446 Hijriah. Namun ada yang berbeda: di sela barisan jamaah, berdiri gagah para prajurit Hiu Perkasa dari Yonmarhanlan III Jakarta, menjaga, mengatur, dan memastikan semuanya berjalan aman dan tertib.
Mereka tak bersenjata, tak berteriak. Hanya gerakan tegas dan tatapan waspada yang mereka bawa pagi itu. PAM Tirai, sebutan untuk pengamanan ibadah, bukan sekadar rutinitas. Bagi para marinir ini, itu adalah bentuk penghormatan kepada nilai keagamaan, dan wujud nyata bahwa pengabdian seorang prajurit tak selalu di medan tempur.
“Kami bukan hanya penjaga laut Nusantara. Kami juga bagian dari masyarakat, yang turut menjaga kedamaian ibadah saudara-saudara kami,” ujar Letkol Marinir Anthonius Panglima Etwin, M.Tr.Opsla, Komandan Yonmarhanlan III Jakarta.
Sholat berlangsung khidmat. Barisan jamaah terisi oleh prajurit TNI AL, keluarga Kolat Koarmada RI, dan warga sekitar. Seusai takbir terakhir dikumandangkan, hewan-hewan kurban disiapkan. Suasana penuh haru dan kebersamaan mengiringi penyembelihan, bukan sekadar ritual, tapi lambang solidaritas dan kepedulian sosial.
Kehadiran prajurit di tengah momen keagamaan ini memberi pesan kuat: bahwa keamanan dan kedamaian bisa berjalan berdampingan, bahwa militer dan masyarakat bukan dua kutub berbeda.
Hari itu, di tengah lapangan yang menjadi saksi latihan dan strategi pertahanan negara, juga terukir momen ibadah dan pengabdian, yang sederhana, namun bermakna dalam.
(Yonmarhalan III)
