Berita

Pasar Sayur Cengkareng Dini Hari: Perburuan Bahan Pokok Jelang Lebaran

Jakarta Barat – Saat sebagian besar warga Jakarta masih terlelap, Pasar Sayur Cengkareng justru mulai berdenyut penuh kehidupan. Sejak pukul 02.00 dini hari, pasar ini berubah menjadi pusat aktivitas jual beli yang sibuk, terutama menjelang Lebaran 1446 H.

Lampu-lampu kios menerangi tumpukan sayuran segar, buah-buahan, serta bahan dapur lainnya. Truk-truk pengangkut hasil bumi datang silih berganti, menurunkan bawang, cabai, dan sayuran hijau yang langsung diserbu pembeli.

Suara pedagang bersahutan menawarkan harga terbaik, berpadu dengan tawar-menawar sengit dari para pelanggan yang berburu bahan makanan untuk persiapan Lebaran.

Lebaran selalu menjadi momen penting bagi pedagang pasar tradisional. Sulastri (45), pedagang sayur di Pasar Cengkareng, mengungkapkan bahwa penjualan bisa meningkat dua kali lipat dibanding hari biasa.

“Kalau hari biasa saya jual 50 kilogram tomat, sekarang bisa 100 kilogram lebih. Sayur hijau, bawang, dan cabai laris sekali,” katanya.

Namun, di balik lonjakan penjualan, ada kekhawatiran besar: kenaikan harga. Haryono (52), pedagang bawang dan cabai, berharap pasokan tetap stabil agar harga tidak melambung tinggi.

“Tahun lalu bawang putih sempat naik sampai Rp50 ribu per kilogram. Kalau stok kurang, bisa lebih mahal lagi. Mudah-mudahan tahun ini lebih aman,” ujarnya.

Keamanan pasar juga menjadi perhatian. Meningkatnya transaksi membuat pedagang lebih waspada terhadap aksi pencurian dan uang palsu yang kerap beredar menjelang Lebaran.

Di sisi lain, pembeli datang lebih awal untuk mendapatkan harga yang lebih murah dan bahan yang lebih segar. Dewi (37), seorang ibu rumah tangga, mengaku sengaja datang sebelum subuh agar bisa berbelanja lebih leluasa.

“Kalau belanja pagi-pagi begini, harganya masih bisa ditawar. Kalau kesiangan, bisa lebih mahal dan lebih ramai,” katanya sambil memilih bayam dan kangkung segar.

Baca juga :  Jelang HUT ke-79, TNI AU Gelar Doa Bersama untuk Pengabdian dan Keselamatan Bangsa

Sementara itu, bagi pemilik warung makan seperti Iwan (42), kenaikan harga menjadi tantangan tersendiri.

“Saya butuh stok daging ayam dan cabai dalam jumlah banyak. Kalau harga naik, susah jualan karena pelanggan pasti protes kalau makanan ikut mahal,” keluhnya.

Selain harga, kenyamanan berbelanja juga menjadi perhatian. Kepadatan pasar menjelang Lebaran sering kali membuat pembeli berdesakan, sehingga mereka berharap ada pengaturan yang lebih baik.

Pasar Sayur Cengkareng bukan sekadar tempat jual beli, tetapi juga bagian dari tradisi yang terus hidup di tengah modernisasi.

Namun, di balik hiruk-pikuknya, ada tantangan besar yang harus dihadapi: harga yang fluktuatif, persaingan dengan ritel modern, dan pasokan yang tidak selalu stabil.

Meski demikian, baik pedagang maupun pembeli memiliki harapan yang sama: bisa menyambut Lebaran dengan persiapan yang lancar, harga yang tidak mencekik, dan suasana pasar yang tetap nyaman.

Seiring matahari mulai muncul di ufuk timur, aktivitas di Pasar Sayur Cengkareng perlahan mereda. Namun, denyut ekonomi di pasar ini tak pernah benar-benar berhenti—karena setiap malam berikutnya, cerita yang sama akan kembali terulang. (SH*)

Simak berita dan artikel pilihan Gensa Media Indonesia langsung dari WhatsApp Channel, klik disini : "https://whatsapp.com/channel/GensaClub" dan pastikan kamu memiliki aplikasi WhatsApp yaa.
Sebelumnya

Gelar Pasukan Operasi Ketupat 2025: Sinergi Total Demi Mudik Aman dan Nyaman

Selanjutnya

Buka Puasa Bersama Yonmarhanlan III: Momen Kebersamaan yang Penuh Makna

Gensa Media Indonesia