Foto

Rumbling di Attack on Titan: Simbol Kehancuran atau Perlawanan

Rumbling di Attack on Titan: Simbol Kehancuran atau Perlawanan – Foto Istimewa

Anime – Rumbling adalah peristiwa penting dalam serial anime dan manga Attack on Titan karya Hajime Isayama.

Istilah ini merujuk pada pelepasan ribuan Titan Kolosal yang tersegel di dalam dinding Pulau Paradis.

Titan-Titan tersebut kemudian bergerak melintasi dunia, menghancurkan apapun yang ada di hadapan mereka.

Aksi ini menciptakan dampak besar terhadap karakter, konflik, dan pesan moral yang diangkat dalam cerita.

Dalam narasi Attack on Titan, “Rumbling” awalnya merupakan ancaman potensial dari kerajaan Eldia untuk menjaga kedaulatan Pulau Paradis.

Namun, ketika Eren Yeager mengambil alih kekuatan Titan Pendiri, ancaman itu menjadi kenyataan.

Eren Yeager adalah sosok sentral di balik terjadinya “Rumbling.”

Setelah mengakses ingatan masa lalu, masa kini, dan masa depan melalui kekuatan Titan Pendiri, Eren menyadari bahwa dunia tidak akan pernah membiarkan bangsanya hidup bebas.

Ia kemudian memutuskan untuk mengakhiri ancaman terhadap Pulau Paradis dengan cara ekstrem: membangkitkan para Titan Kolosal dan menghancurkan dunia luar.

Namun, keputusan ini tidak diambil secara sepihak.

Eren memutuskan untuk menjauh dari teman-temannya dan mengambil jalan sendiri.

Ia menjadi antagonis utama dalam narasi akhir, meskipun banyak penggemar masih melihatnya sebagai protagonis yang tragis.

“Rumbling” dimulai pada bagian akhir serial, yakni di Season 4 Part 2 dari anime dan pada bab-bab akhir versi manga.

Peristiwa ini berlangsung setelah Eren berhasil menyentuh Zeke dan mengaktifkan kekuatan Titan Pendiri.

Ribuan Titan Kolosal yang selama ini tersembunyi di dalam tiga lapis dinding utama—Maria, Rose, dan Sheena, dibangkitkan.

Aksi ini bermula di Pulau Paradis dan menyebar ke berbagai belahan dunia, mulai dari Marley hingga berbagai negara lain yang sebelumnya bersekutu untuk menekan Eldia.

Baca juga :  Kepala Bakamla RI Panen Kacang Tanah di Karangasem, Dukung Ketahanan Pangan

Gelombang kehancuran yang disebabkan oleh langkah Titan-Titan raksasa ini meluluhlantakkan kota-kota, merusak ekosistem, dan menewaskan jutaan orang.

Mengapa “Rumbling” Menjadi Titik Kritis dalam Cerita?

“Rumbling” menjadi titik kulminasi dari konflik panjang antara Eldia dan Marley, serta dunia luar yang menganggap Eldian sebagai ancaman.

Isayama dengan sengaja merancang peristiwa ini untuk mengeksplorasi dilema moral dalam peperangan: apakah membela bangsa sendiri membenarkan pengorbanan bangsa lain?

Tindakan Eren mengundang berbagai interpretasi:

  • Sebagai pembela kemerdekaan Eldia yang mengambil jalan ekstrem.
  • Sebagai diktator yang memilih genosida untuk mengamankan kekuasaan.
  • Sebagai korban sejarah yang menolak untuk terus dijadikan kambing hitam.

Tema seperti trauma generasi, pembalasan dendam, dan manipulasi sejarah muncul secara kuat dalam peristiwa ini.

“Rumbling” dalam Attack on Titan bukan hanya gambaran kehancuran fisik, tetapi juga sarat makna simbolik dan politis:

  1. Simbol Kehancuran Massal: Titan-Titan Kolosal yang berjalan tanpa henti melambangkan kerusakan yang ditimbulkan oleh perang yang dilandasi kebencian dan dendam historis.

  2. Simbol Perlawanan Terakhir: Dalam sudut pandang Eldian di Paradis, “Rumbling” adalah satu-satunya cara untuk melindungi diri dari dunia luar yang tak henti menindas mereka.

  3. Simbol Dilema Moral: Keputusan Eren mengajak pembaca dan penonton untuk mempertanyakan: apakah tindakan ekstrem bisa dibenarkan demi tujuan yang lebih besar?

  4. Cermin Dunia Nyata: “Rumbling” mencerminkan konflik etnis dan kolonial yang pernah (dan masih) terjadi di dunia nyata, seperti genosida, penindasan struktural, dan propaganda politik.

Isayama sendiri pernah menyatakan bahwa banyak inspirasi dalam Attack on Titan datang dari sejarah dunia nyata, seperti Perang Dunia, Holocaust, hingga konflik Timur Tengah.

Respons Fanbase Terhadap “Rumbling”

Fanbase Attack on Titan sangat aktif membahas peristiwa “Rumbling” dari berbagai sisi:

  • Apresiasi terhadap Kedalaman Cerita: Banyak penggemar menganggap keputusan Eren sebagai sesuatu yang masuk akal dan konsekuen dalam narasi. Mereka memuji keberanian Isayama untuk menyajikan ending yang pahit dan tidak hitam-putih.

  • Kritik terhadap Kekerasan dan Genosida: Sebagian fan menyayangkan bahwa anime ini memunculkan simpati terhadap tindakan genosida, meskipun dalam konteks fiksi.

  • Diskusi Filosofis dan Historis: Forum seperti Reddit, YouTube, hingga TikTok penuh dengan diskusi tentang moralitas Eren, relevansi “Rumbling” terhadap politik dunia nyata, dan analisis terhadap simbol-simbol yang digunakan.

  • Fanart, Meme, dan Musik: Peristiwa ini juga melahirkan banyak karya kreatif. Lagu tema “The Rumbling” oleh band SiM menjadi fenomena global dan dianggap mewakili emosi dahsyat dari momen tersebut.
Baca juga :  Perkuat Sinergi Maritim, Walikota Sibolga Kunjungi KRI Bontang-907

“Rumbling” memiliki dampak luas di dunia pop culture, tidak hanya di kalangan penggemar anime:

  • Lagu “The Rumbling” masuk dalam tangga lagu Billboard dan menjadi topik hangat di media sosial.
  • Cosplay dan Merchandise bertema “Rumbling” menjadi favorit di berbagai event anime dan pop culture.
  • Referensi di Media Lain: Konsep “Rumbling” mulai digunakan dalam diskusi politik populer sebagai metafora kebangkitan kekuatan tertindas.
  • Adaptasi dan Analisis: Banyak kanal YouTube dan podcast melakukan analisis mendalam tentang tema ini, menandakan betapa besar dampaknya terhadap penonton dewasa dan pemikir kritis.

Antara Kehancuran dan Kebebasan

Rumbling dalam Attack on Titan bukan sekadar rangkaian kehancuran masif. Ia adalah metafora kompleks tentang penderitaan, pembalasan, dan perjuangan identitas sebuah bangsa.

Dalam satu sisi, tindakan Eren adalah bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan historis.

Di sisi lain, ia memunculkan pertanyaan besar tentang batas moral dalam memperjuangkan kebebasan.

Sebagai penggemar anime dan pemikir kritis, bagaimana Anda melihat tindakan Eren?

Apakah “Rumbling” adalah kejahatan mutlak, atau bentuk terakhir dari perlawanan terhadap penindasan sistemik?

**/

Simak berita dan artikel pilihan Gensa Media Indonesia langsung dari WhatsApp Channel, klik disini : "https://whatsapp.com/channel/GensaClub" dan pastikan kamu memiliki aplikasi WhatsApp yaa.
Sebelumnya

Catcalling Bukan Candaan: Kenali Bentuk Pelecehan Verbal yang Sering Diabaikan

Selanjutnya

Mengenal Inner Child: Luka Masa Kecil yang Ikut Tumbuh Bersamamu

icuen
Editor

icuen

Gensa Media Indonesia