Timika – Matahari baru saja menyembul di balik pegunungan Mimika, namun aktivitas di lokasi TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-124 sudah ramai.

Di sana, di tengah tanah Papua yang penuh cerita, para prajurit TNI dan warga saling lempar senyum dan semangat, bergotong royong mengejar waktu yang kian menipis.

Memasuki hari ke-22 pelaksanaan TMMD, Satgas dari Kodim 1710/Mimika mempercepat seluruh pekerjaan fisik dan nonfisik yang menjadi sasaran program.

Dari pembangunan rumah layak huni, fasilitas MCK, hingga rehab gereja—semuanya dikebut tanpa melupakan kualitas. Targetnya satu: semua harus rampung tepat waktu, agar bisa segera dinikmati masyarakat.

Komandan Satgas, Letkol Inf M. Slamet Wijaya, menyebutkan progres sudah mencapai 75 persen. Namun baginya, capaian angka bukan segalanya. Yang utama adalah dampak nyata bagi warga.

“Kami tidak hanya membangun tembok dan atap, tapi juga harapan. Saat kami pulang nanti, kami ingin meninggalkan sesuatu yang benar-benar bermanfaat,” ujarnya.

TMMD kali ini juga menyentuh sisi kehidupan yang lebih dalam. Tak hanya fisik, tapi juga mental dan intelektual masyarakat.

Di sela pembangunan, digelar penyuluhan kesehatan, pelatihan wawasan kebangsaan, bahkan kursus matematika dengan metode Gasing—program yang membuat anak-anak desa belajar berhitung dengan gembira.

“Biasanya anak-anak takut matematika. Tapi sekarang mereka berebut maju ke papan tulis,” kata Sertu Andi, salah satu pelatih Gasing yang ikut terlibat.

Antusiasme warga begitu terasa. Maria, seorang ibu rumah tangga, mengaku terharu melihat perubahan yang terjadi begitu cepat.

“Kalau bukan karena TNI, mungkin butuh bertahun-tahun untuk punya rumah yang layak atau anak bisa belajar pakai metode seperti ini,” katanya.

Dengan sisa waktu kurang dari dua minggu, Satgas TMMD terus mengebut pekerjaan. Namun satu hal yang pasti: program ini bukan hanya soal pembangunan, tapi tentang kehadiran negara yang menyapa rakyatnya hingga ke pelosok—bukan lewat janji, tapi lewat kerja nyata.

(Kodim 1710/Mimika)