Jakarta — Di balik gegap gempita dukungan suporter Merah Putih dalam laga Kualifikasi Piala Dunia antara Indonesia melawan China di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Kamis (5/6), ada barisan pengamanan yang tak kalah solid. Bukan hanya hadir untuk berjaga, personel Brimob Batalyon D Pelopor Polda Metro Jaya menunjukkan bahwa keamanan pun bisa dilakukan secara humanis — tanpa senjata api, tanpa kekerasan.

Sejak sore, halaman GBK mulai dipenuhi lautan merah. Para pendukung datang dengan semangat membara, tapi tetap tertib. Tak lama sebelum pertandingan dimulai, digelar apel gabungan pengamanan yang dipimpin langsung Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, S.H., S.I.K., M.Si.

“Pengamanan hari ini dipastikan tidak menggunakan senjata tajam dan senjata api. Laksanakan dengan humanis, ciptakan rasa aman dan nyaman pada masyarakat,” tegas Kombes Susatyo dalam amanatnya yang menyejukkan.

Usai apel, Komandan Batalyon D Pelopor, Kompol Anisa Nimerorkena Imapuly, S.I.K., M.Si., mengambil alih pasukannya. Ia berpesan kepada seluruh anggota Brimob untuk selalu siap siaga, tetapi tetap mengedepankan empati dalam bertugas.

“Laksanakan pengamanan dengan ikhlas dan penuh tanggung jawab. Situasi bisa berubah kapan saja, jadi pantau terus dinamika di lapangan,” imbau Kompol Anisa.

Selama pertandingan berlangsung, suasana GBK tetap aman dan damai. Tak ada insiden, tak ada kericuhan. Bahkan saat ribuan penonton keluar stadion usai pertandingan, semuanya berjalan tertib. Cerminan nyata bahwa pengamanan yang humanis dan profesional bisa menciptakan suasana yang kondusif.

Pengamanan tanpa senjata ini pun mendapat apresiasi dari sejumlah penonton. “Brimob-nya ramah, mereka ngatur arus suporter dengan sopan, nggak pakai bentak-bentak. Salut!” ujar Sandi (24), suporter asal Depok.

Laga boleh usai, tapi semangat kebersamaan malam itu jadi bukti: ketika pengamanan dan masyarakat berjalan berdampingan, tak perlu kekerasan untuk menjaga kedamaian.

(Tik Batalyon D Pelopor Brimob Polda Metro Jaya)