Berita

Divhumas Polri Gelar FGD Kontra Radikal di Kabupaten Sigi

SIGI, 14 Oktober 2025 — Dalam upaya memperkuat sinergi antara kepolisian dan masyarakat untuk menangkal paham radikalisme, Divisi Humas Polri melalui Tim Subsatgas Banops Humas Polri menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Program Kontra Radikal, salah satu program prioritas Kapolri.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Sarja Arya Racana Polres Sigi, Senin (13/10/2025), dibuka secara resmi oleh Wakapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dr. Helmi Kwarta Kusuma Putra Rauf, didampingi Kabag Penum Divhumas Polri Kombes Pol Erdi A. Chaniago selaku Ketua Tim.

FGD kali ini menghadirkan sosok inspiratif — Ustadz Imron, mantan narapidana terorisme asal Poso yang kini aktif sebagai Ketua Yayasan Lingkar Perdana Poso. Melalui kisah perubahannya, ia menjadi contoh nyata bahwa mantan pelaku bisa berperan besar dalam gerakan deradikalisasi dan perdamaian.

Dengan tema “Terorisme Musuh Kita Bersama,” kegiatan ini turut dihadiri Kabidhumas Polda Sulteng Kombes Pol Djoko Wienartono, Kapolres Sigi AKBP Kari Amsah Ritonga, serta sejumlah tokoh agama, masyarakat, dan pemuda. Kehadiran mereka menandai komitmen bersama menjaga kedamaian di wilayah yang dulunya sempat dilanda konflik, namun kini telah kembali aman dan kondusif.

Dalam sambutannya, Brigjen Pol Helmi Kwarta menegaskan bahwa aktivitas terorisme di wilayah Gunung Biru, Poso, kini telah berakhir. Namun, ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi munculnya kembali paham radikal.

“InsyaAllah, menjaga Sulawesi Tengah dari ideologi radikalisme adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita jaga kampung yang kita cintai ini — siapa lagi kalau bukan torang?” ujarnya penuh semangat disambut tepuk tangan peserta.

Ia juga menekankan perlunya menghapus stigma bahwa terorisme identik dengan Islam. Menurutnya, terorisme tidak terkait agama tertentu, melainkan perilaku individu yang menyimpang.

“Kita harus hilangkan pandangan bahwa terorisme itu identik dengan umat Islam. Semua yang menebar ketakutan dan merusak kemanusiaan, itulah terorisme,” tegas Brigjen Helmi.

Sementara itu, Kombes Pol Erdi A. Chaniago menjelaskan bahwa program Kontra Radikal merupakan bagian dari strategi Polri membangun ketahanan ideologis masyarakat agar tidak mudah terpapar paham ekstrem.

“Kontra radikal adalah upaya membangun kekuatan personal dan sosial untuk menolak ideologi kekerasan yang kini kerap disebarkan lewat berbagai saluran sosial, budaya, dan politik,” ungkapnya.

Ia menambahkan, upaya ini tidak bisa dilakukan Polri sendiri. “Pencegahan harus melibatkan semua unsur—Forkopimda, tokoh agama, masyarakat, adat, dan pemuda. Kami berharap peserta FGD dapat menjadi agen penyebar nilai kebangsaan di lingkungannya masing-masing,” ujar Kombes Erdi.

Baca juga :  Jelang Akhir Tugas, Danrem 173/PVB Sapa Prajurit Satgas 715/Mtl di Pedalaman Papua

Dalam sesi terakhir, Ustadz Imron membawakan materi bertajuk “Habis Gelap Terbitlah Terang, Cahaya Kebangsaan.” Ia berkisah bagaimana dirinya dulu terjerumus ke dalam jaringan terorisme, hingga akhirnya sadar dan bertekad membantu negara memerangi radikalisme.

“Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Divisi Humas Polri atas kesempatan ini. Semoga pengalaman saya bisa menjadi pelajaran berharga agar Indonesia terbebas dari paham radikalisme dan aksi terorisme,” pungkasnya.

Simak berita dan artikel pilihan Gensa Media Indonesia langsung dari WhatsApp Channel, klik disini : "https://whatsapp.com/channel/GensaClub" dan pastikan kamu memiliki aplikasi WhatsApp yaa.
Sebelumnya

Satuan Pam Obvit Polres Metro Jaksel Gencarkan Patroli di Pusat Ekonomi dan Perkantoran

Selanjutnya

Satgas TMMD ke-126 Lanjutkan Pembangunan Jalan di Kampung Babak

Gensa Media Indonesia