Dedi Mulyadi: Pastikan Ijazah Siswa Tidak Tertahan Akibat Tunggakan Biaya Sekolah
Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi siswa yang tertahan masa depannya karena alasan keuangan. Ini adalah tanggung jawab kita

Bandung – Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan masalah tertahannya ijazah siswa akibat tunggakan biaya sekolah. Dalam upayanya menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berkeadilan, Dedi mengumpulkan seluruh kepala dinas pendidikan kota dan kabupaten se-Jawa Barat untuk membahas permasalahan ini secara mendalam, Rabu (22/1/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Dedi menegaskan pentingnya menghilangkan hambatan finansial yang dapat merugikan siswa dalam memperoleh hak pendidikan mereka.
“Kami ingin mendengar langsung dari Dinas Pendidikan mengenai kendala yang dihadapi dan mencari solusi terbaik agar tidak ada lagi siswa yang dirugikan. Ini adalah langkah awal untuk membangun sistem pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan,” ungkap Dedi melalui sambungan telepon kepada Kompas.com, Selasa (21/1/2025).
Dedi menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah Jawa Barat dalam menghormati dunia pendidikan dan memberikan penghargaan kepada siswa yang telah menyelesaikan pendidikan mereka.
Selain itu, langkah ini juga menjadi simbol dukungan pemerintah terhadap cita-cita anak-anak Jawa Barat untuk meraih masa depan yang cerah tanpa terhambat oleh kendala finansial.
“Kami ingin memastikan bahwa tidak ada lagi siswa yang tertahan masa depannya karena alasan keuangan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memberikan pendidikan yang layak bagi semua,” tegasnya.
Lebih lanjut, Dedi meminta seluruh kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) pendidikan di Jawa Barat untuk segera berkoordinasi dengan kepala sekolah.
“Hatur nuhun atas perhatian dan kerja sama semua pihak. Semangat untuk Jawa Barat, maju bersama untuk Indonesia yang istimewa!” ujarnya dengan penuh semangat, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkontribusi dalam upaya ini.
Dalam pernyataannya, Dedi menginstruksikan seluruh kepala sekolah, mulai dari tingkat SD hingga SMA di Provinsi Jawa Barat, untuk tidak menahan ijazah atau surat tanda tamat belajar siswa yang telah lulus. Ia meminta agar ijazah segera diserahkan kepada siswa tanpa penundaan, apapun alasannya.
“Apabila sampai saat ini ada siswa yang sudah lulus, tapi ijazahnya belum diberikan, mohon segera diserahkan kepada para siswa,” jelas Dedi.
Arahan tersebut juga ia sampaikan melalui akun TikTok pribadinya, Kang Dedi Mulyadi, guna menjangkau audiens yang lebih luas, termasuk para siswa dan orang tua.
Menurutnya, ijazah sekolah memiliki peran penting dalam perjalanan hidup dan karier siswa di masa depan.
“Ijazah bukan sekadar dokumen, tetapi kunci masa depan mereka. Jangan sampai terganjal hanya karena masalah tunggakan biaya sekolah. Ini adalah tanggung jawab moral kita bersama untuk membantu mereka melangkah ke jenjang berikutnya,” katanya dengan nada tegas.
Solusi untuk Tunggakan Biaya Sekolah
Masalah tunggakan biaya pendidikan menjadi salah satu alasan utama tertahannya ijazah siswa di sejumlah sekolah.
Menyadari hal ini, Dedi menginstruksikan pihak sekolah untuk segera menyusun data tunggakan tersebut dan melaporkannya kepada dinas terkait. Langkah ini dilakukan untuk mempermudah pemerintah dalam menyiapkan solusi yang terstruktur dan tepat sasaran.
“Apabila ada tunggakan yang ditimbulkan, silakan segera disusun tunggakannya dan nanti ada tim yang akan berkoordinasi dengan bapak ibu kepala sekolah semua mengenai kewajiban siswa tersebut,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa transparansi dalam pendataan ini sangat penting agar solusi yang diberikan dapat menjawab permasalahan secara menyeluruh.
Dedi juga membuka kemungkinan pemerintah daerah untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi masyarakat dan sektor swasta, dalam memberikan bantuan finansial kepada siswa yang membutuhkan.
“Kita harus melibatkan banyak pihak dalam menyelesaikan masalah ini. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama,” tambahnya.
Langkah Dedi Mulyadi mengumpulkan para pemangku kepentingan di dunia pendidikan ini menjadi tonggak awal dalam menciptakan sistem pendidikan yang berkeadilan di Jawa Barat.
Upaya ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah tunggakan, tetapi juga pada penguatan sistem pendidikan agar lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
Dedi berharap, melalui kolaborasi dan koordinasi yang baik antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat, permasalahan seperti ini tidak akan terulang lagi di masa depan.
Dengan memastikan bahwa setiap siswa mendapatkan hak mereka tanpa terkendala oleh faktor finansial, Dedi ingin membawa perubahan positif bagi dunia pendidikan di Jawa Barat.
Selain itu, ia menekankan pentingnya mengintegrasikan teknologi dalam sistem pendidikan untuk meningkatkan efisiensi dan keterjangkauan.
“Digitalisasi dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menciptakan sistem yang transparan dan inklusif. Ini adalah visi kami untuk pendidikan yang lebih baik di Jawa Barat,” ungkapnya.
“Mari kita bersama-sama membangun masa depan Jawa Barat yang lebih baik, di mana pendidikan menjadi hak semua anak tanpa terkecuali. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan masa depan mereka cerah dan penuh harapan,” pungkasnya dengan optimisme yang tinggi.
Langkah tegas dan komitmen yang ditunjukkan oleh Dedi Mulyadi ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia untuk lebih memperhatikan masalah pendidikan dan hak siswa.
Dengan pendekatan yang inklusif, solutif, dan berbasis teknologi, Jawa Barat berkomitmen untuk terus maju dan menjadi pelopor pendidikan yang berkeadilan.***/Red
Sumber : (kompas.com - bekasi.tribunnews.com)