Pemuda Surau Anjuang Kembali Gelar Turnamen Layangan Darek: Alek Balayang Badunsanak
Sumbar – Turnamen Layang-Layang Darek kembali digelar Pemuda Desa Surau Anjuang, Kenagarian Jinang Kampung Pansur, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Ajang bertema “Alek Balayang Badunsanak” tersebut resmi dibuka pada Jumat sore, 31 Oktober 2025, dengan nilai hadiah yang lebih besar dibanding tahun sebelumnya, yakni mencapai Rp15 juta.
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda itu langsung menyedot perhatian masyarakat.
Ratusan warga dari berbagai kampung sekitar memadati lokasi untuk menyaksikan pertandingan.
Suasana meriah terlihat sejak awal pembukaan, ditandai semangat peserta yang datang dari berbagai daerah di Pesisir Selatan.
Wali Nagari Jinang Kampung Pansur, H. Nasra Tasar, S.Sos., MM, menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan kepemudaan tersebut.
“Turnamen ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi ruang untuk mempererat kebersamaan dan memperkuat identitas budaya kita. Saya mengapresiasi kerja keras pemuda yang kembali menghidupkan tradisi balayang badunsanak ini,” ujarnya.
Niniak Mamak Kampung juga hadir memberikan restu dan dorongan moral.
Salah seorang perwakilan Niniak Mamak menegaskan bahwa kegiatan semacam ini harus terus dijaga sebagai warisan budaya.
“Layang-layang darak adalah tradisi anak nagari. Selama pemuda menghidupkannya dengan cara positif, kami akan selalu mendukung,” tuturnya.
Selain itu, Ardiat selaku Kepala Kampung, menilai turnamen tahunan itu memiliki dampak sosial yang signifikan.
“Selain memeriahkan nagari, kegiatan ini menggerakkan ekonomi masyarakat. Pedagang kecil ikut terbantu saat acara berlangsung. Ini bukti bahwa kegiatan pemuda memberi manfaat langsung,” katanya.
Lebih lanjut, Ardiwen selaku Ketua Pemuda Desa Surau Anjuang, menjelaskan bahwa persiapan acara berlangsung intensif selama beberapa minggu.
“Kami berkomitmen membuat turnamen lebih besar dari tahun lalu. Tema Balayang Badunsanak menegaskan bahwa kegiatan ini milik seluruh pemuda tanpa membedakan kampung. Semangat kebersamaan adalah prioritas kami,” ucapnya.
Rais selaku Ketua Panitia, menyampaikan bahwa turnamen akan berlangsung panjang karena jumlah peserta cukup besar.
“Antusiasme masyarakat luar biasa. Perlombaan masih berjalan dan diperkirakan selesai pada Januari 2026. Kami menargetkan kompetisi berjalan fair, tertib, dan mengutamakan sportivitas,” jelasnya.
Turnamen digelar di lapangan bola mini Subarang Galundi, Desa Surau Anjuang, yang sejak siang sudah dipadati peserta dan warga.
Lokasi itu dipilih karena memiliki area lapang yang memadai untuk permainan layang-layang besar khas tradisi lokal.
Penyelenggaraan kembali turnamen ini menunjukkan peran aktif pemuda dalam menjaga kearifan lokal sekaligus mengisi peringatan Hari Sumpah Pemuda dengan kegiatan positif.
Dengan dukungan tokoh nagari dan masyarakat, acara diharapkan menjadi agenda tahunan yang terus berkembang serta memperkuat hubungan antarwarga.
Turnamen Layang-Layang Darek kini menjadi bukti bahwa budaya tradisional masih memiliki tempat yang kuat di tengah masyarakat modern.
Para pemuda berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi ruang edukasi budaya bagi generasi muda berikutnya.**/rais
Berita sebelumnya : Turnamen Layang-Layang Perdana di Surau Anjuang, Meriahkan Bulan Kemerdekaan








