Bekasi – PT Pos Indonesia (Persero) atau PosIND resmi memulai penyaluran bantuan sosial (bansos) berupa sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) tahap I di Bekasi.

Dalam waktu tujuh hari sejak dimulainya penyaluran pada 20 Februari 2025, realisasi penyaluran telah mencapai 52 persen dengan total 10.277 dari 19.646 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) telah menerima bantuan.

Kantorpos KCU Bekasi ditunjuk sebagai penyalur bansos sembako dan PKH ini.

EGM Kantorpos KCU Bekasi, Agung Kartika Candra, menjelaskan bahwa proses distribusi dilakukan dengan sistematis dan terorganisir.

Dalam pelaksanaannya, PosIND bekerja sama dengan pendamping PKH untuk menyusun jadwal distribusi yang efektif guna menghindari kepadatan di lokasi penyaluran.

PosIND menggunakan tiga metode utama dalam penyaluran bansos:

1. Melalui Kantorpos, di mana penerima bantuan datang langsung ke lokasi yang telah ditentukan.
2. Melalui komunitas, untuk mempermudah penyaluran bagi kelompok penerima tertentu.
3. Metode door to door, di mana bantuan diantarkan langsung ke rumah KPM yang mengalami keterbatasan mobilitas, seperti lansia, penyandang disabilitas, atau yang sedang sakit.

Selain itu, PosIND memanfaatkan teknologi Pos Giro Cash dalam distribusi bansos.

Teknologi ini digunakan untuk memastikan sekaligus memvalidasi data penerima dan alamat mereka secara akurat.

Data penerima diunggah secara real-time, termasuk foto penerima bersama KTP, guna memastikan transparansi dan akurasi data.

Proses penyaluran bansos tahap I-2025 di Bekasi berlangsung sejak 20 Februari 2025 dan akan terus berlanjut hingga target 100 persen penerima tercapai.

PosIND menyiapkan delapan titik pembayaran di Bekasi untuk mengurangi antrean panjang yang kerap terjadi akibat antusiasme tinggi masyarakat.

Penyaluran bansos ini menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah dalam membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari.

Koordinator Penyaluran Bansos Kota Bekasi, Andi Siswanto, menyatakan bahwa tingginya antusiasme masyarakat menjadi tantangan tersendiri dalam proses distribusi.

Oleh karena itu, sistem penjadwalan dan koordinasi terus ditingkatkan agar lebih tertib dan lancar.

Meskipun proses penyaluran berjalan relatif lancar, beberapa kendala tetap ditemukan di lapangan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah perpindahan tempat tinggal penerima bansos.

Agung Kartika Candra mengungkapkan bahwa banyak pekerja di Bekasi yang sering berpindah tempat tinggal, sehingga beberapa KPM tidak dapat mengambil bantuan di lokasi yang telah ditentukan.

Namun, petugas PosIND tetap berusaha maksimal agar bantuan bisa tersalurkan dengan baik kepada yang berhak.

Program bansos ini mendapat respons positif dari masyarakat Bekasi. Salah satu penerima manfaat, Mumu, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan rasa syukurnya atas bantuan yang diterima.

“Bantuan ini sangat bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk anak saya yang masih balita dan yang sudah sekolah,” ujar Mumu.

Hal senada juga disampaikan oleh Rawut Setiuhanda Yani, penerima bansos lainnya. Ia merasa sangat terbantu dengan adanya bantuan sebesar Rp600 ribu yang diterimanya.

“Saya menggunakan bantuan ini untuk membeli kebutuhan pokok, seperti beras. Walaupun antre, pelayanan dari PT Pos Indonesia tetap memuaskan,” kata Rawut.

Ia juga berharap agar nominal bantuan bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

Untuk memastikan seluruh penerima mendapatkan haknya, PosIND akan mulai menyalurkan bansos secara door to door pada 5 Maret 2025.

Langkah ini bertujuan untuk mempermudah penerima yang mengalami keterbatasan fisik agar tetap mendapatkan bantuan tanpa harus datang ke kantor pos atau titik distribusi.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, diharapkan program bansos ini dapat berjalan lebih efektif dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat yang membutuhkan.

PT Pos Indonesia berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan serta memastikan bantuan sampai ke tangan yang berhak dengan transparan dan tepat sasaran.**/Red