Kalimantan Barat — Misteri peredaran oli ilegal di Kalimantan Barat mulai terkuak. Kepolisian Daerah Kalbar kembali bergerak cepat dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) secara menyeluruh di tiga gudang yang diduga menjadi pusat penyimpanan pelumas palsu.

Olah TKP berlangsung pada Kamis (26/6/2025), sejak pukul 14.00 hingga 19.30 WIB, di Komplek Pergudangan Jalan Extra Joss, Kecamatan Sungai Raya, Kubu Raya. Tiga gudang yang disisir adalah Gudang B6, B7, dan D6.

• Gudang B6: 52 jenis pelumas
• Gudang B7: 54 jenis pelumas
• Gudang D6: 59 jenis pelumas

“Para pelaku dapat dijerat Pasal 100 atau 102 UU Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek, dengan ancaman 5 tahun penjara dan denda hingga Rp2 miliar. Ditambah Pasal 62 jo Pasal 8 ayat 1 huruf a UU Perlindungan Konsumen, dengan ancaman 5 tahun penjara atau denda maksimal Rp10 miliar,” tegasnya.

Langkah lanjutan kini fokus pada interogasi pemilik usaha, pemeriksaan saksi-saksi, dan pengujian laboratorium. Polisi juga tengah menyusun laporan resmi untuk membawa kasus ini ke tahap penyidikan penuh.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Pol Dr. Bayu Suseno, S.H., S.I.K. menyatakan bahwa kasus ini menjadi prioritas.

“Dugaan peredaran pelumas palsu ini berpotensi merugikan konsumen dan industri nasional. Kami berkomitmen mengusut tuntas demi melindungi hak masyarakat dan menjaga kualitas produk di pasaran,” tegas Kombes Bayu.

Peredaran pelumas ilegal tak hanya merugikan pemegang merek, tetapi juga mengancam keselamatan pengguna kendaraan bermotor. Oli palsu bisa menyebabkan kerusakan mesin, bahkan kecelakaan fatal.

Dengan temuan ini, publik menantikan tindak tegas aparat terhadap pelaku, sekaligus menyoroti pentingnya pengawasan terhadap produk-produk otomotif yang beredar di pasaran.