Madrid, Spanyol – Sri Rejeki, S.H., aktivis buruh perempuan dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI), resmi berangkat ke Madrid, Spanyol, untuk mengikuti rangkaian kegiatan internasional yang membahas isu perubahan iklim dan transisi energi berkeadilan atau Just Transition.

Kegiatan yang berlangsung pada 21–24 September 2025 itu digelar oleh International Trade Union Confederation (ITUC) bekerja sama dengan Unión General de Trabajadores (UGT), serikat buruh terbesar di Spanyol.

Forum ini menghadirkan serikat buruh internasional, organisasi lingkungan, akademisi, hingga perwakilan pemerintah guna membahas strategi menuju ekonomi hijau yang tetap menjamin hak-hak pekerja.

Dalam agenda yang berlangsung selama empat hari, peserta akan mengikuti lokakarya, pertukaran informasi, dan diskusi panel.

Selain itu, delegasi juga dijadwalkan melakukan kunjungan lapangan ke pembangkit listrik di Andorra, salah satu negara terkecil di Eropa, serta ke pertambangan tua yang menjadi saksi perubahan ekonomi berbasis fosil menuju energi terbarukan.

Dialog sosial dengan pengusaha dan pemerintah Spanyol turut menjadi bagian penting dari rangkaian acara.

Melalui forum tersebut, para peserta diharapkan mampu mengidentifikasi tantangan sekaligus peluang dalam proses transisi energi global.

Keikutsertaan Sri Rejeki dalam forum ini dinilai sebagai langkah strategis KSBSI untuk memperkuat kapasitas organisasi sekaligus memperdalam pemahaman terkait transisi energi.

Sri Rejeki, yang juga menjabat sebagai Coordinator Project DTDA KSBSI, menyatakan keikutsertaannya bukan sekadar kunjungan, melainkan bentuk nyata partisipasi buruh Indonesia dalam percaturan global.

“Kami berharap melalui kunjungan ini dapat memperluas wawasan dan mendapatkan berbagai praktik baik yang nantinya bisa diaplikasikan di Indonesia, terutama dalam mengadvokasi kebijakan tentang transisi energi yang produktif, berkeadilan, dan berkelanjutan,” kata Sri Rejeki sebelum keberangkatannya, Sabtu (20/9/2025).

Tema utama forum kali ini menyoroti bagaimana proses peralihan menuju ekonomi hijau tidak boleh mengorbankan hak-hak pekerja.

Justru, transisi harus memastikan tersedianya lapangan kerja baru yang layak, adil, dan berkelanjutan.

Menurut Sri Rejeki, pengalaman negara lain dalam mengelola perubahan iklim akan menjadi referensi berharga.

Indonesia yang tengah mendorong transisi energi dari batu bara ke energi terbarukan, kata dia, perlu memastikan kebijakan yang diambil tidak merugikan pekerja yang terdampak langsung oleh peralihan sektor energi.

KSBSI menilai kolaborasi internasional sangat penting dalam menjawab tantangan global, terutama dalam isu transisi energi dan perubahan iklim.

Dengan hadirnya perwakilan Indonesia dalam forum dunia, diharapkan suara buruh tanah air ikut terdengar dalam penyusunan kebijakan internasional.

Selama di Madrid, Sri Rejeki juga dijadwalkan menyusun laporan perjalanan dan rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada KSBSI.

Hasil tersebut nantinya akan menjadi acuan dalam advokasi kebijakan energi di Indonesia.

Dalam kesempatan itu, Sri Rejeki tak lupa menyampaikan apresiasi kepada jajaran pimpinan KSBSI yang telah mendukungnya.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Binson Purba, S.H. selaku Ketua Umum KIKES KSBSI yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berkembang, baik di tingkat nasional maupun internasional. Juga kepada Ibu Elly Rosita Silaban, S.E. selaku Presiden KSBSI dan Ibu Emma Liliefna, S.H., M.H. selaku Deputy Bidang Program KSBSI yang selalu memberikan dukungan, serta para aktivis buruh perempuan lainnya,” ujarnya.

Perjalanan Sri Rejeki ke Spanyol bukan sekadar perjalanan pribadi, melainkan simbol perjuangan buruh Indonesia dalam menghadapi tantangan global.

Kehadirannya di forum internasional diharapkan mampu memperkuat posisi KSBSI dan buruh Indonesia dalam advokasi transisi energi yang adil, produktif, serta berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.