Dumai, 10 November 2025 – Laut Selat Rupat menjadi saksi bisu penghormatan para prajurit TNI Angkatan Laut terhadap jasa para pahlawan bangsa. Dalam suasana penuh haru dan khidmat, Pangkalan TNI AL (Lanal) Dumai menggelar Upacara Tabur Bunga di Laut untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional Tahun 2025, Senin (10/11/2025).

Upacara berlangsung di atas Geladak KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, dipimpin langsung oleh Pangdam XIX/TT Mayjen TNI Dr. Agus Hadi Waluyo, S.A.P., M.M., CHRMP., serta dihadiri oleh Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Abdul Haris, S.E., M.M.D.S. dan Ketua Cabang 4 Daerah Kodaeral I Jalasenastri Gabungan Koarmada RI Ny. Dewi Abdul Haris.

Turut hadir unsur Forkopimda Provinsi Riau dan Kota Dumai, perwakilan instansi pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, serta veteran pejuang kemerdekaan yang menjadi saksi hidup perjalanan panjang bangsa Indonesia.

KRI Sultan Thaha Syaifuddin bertolak dari Dermaga TNI AL Bangsal Aceh, Dumai, menuju Perairan Selat Rupat, tempat upacara tabur bunga dilaksanakan. Laut biru yang tenang menjadi latar prosesi sakral itu—bunga-bunga segar ditebarkan ke permukaan laut sebagai simbol penghormatan bagi para pahlawan yang telah gugur demi kedaulatan dan kehormatan bangsa.

Dalam suasana penuh hikmah, seluruh peserta menundukkan kepala saat doa bersama dipanjatkan. Getar rasa haru tampak di wajah para prajurit dan tamu undangan, ketika bunga-bunga perlahan terbawa ombak—seolah membawa pesan cinta dan rasa terima kasih kepada para pejuang yang telah mendahului.

Usai upacara, Komandan Lanal Dumai Kolonel Laut (P) Abdul Haris menyampaikan bahwa semangat kepahlawanan harus terus hidup dalam setiap pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Upacara ini bukan hanya seremoni, tetapi bentuk penghormatan dan pengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini lahir dari perjuangan dan pengorbanan yang besar. Semangat itu harus terus kita jaga,” ujarnya.

Rangkaian peringatan Hari Pahlawan Tahun 2025 diakhiri dengan kembalinya KRI Sultan Thaha Syaifuddin ke Dermaga Bangsal Aceh. Momen tersebut menjadi penutup yang penuh makna—menegaskan bahwa perjuangan para pahlawan tidak berhenti di masa lalu, melainkan terus hidup di dada setiap prajurit dan generasi penerus bangsa.

(Pen Lanal Dumai)