Beranda Berita Ini Fakta Kejadian Bentrokan Maut di PT GNI Morowali Utara
Berita

Ini Fakta Kejadian Bentrokan Maut di PT GNI Morowali Utara

Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia  Kapolri Jenderal Listyo Sigit […]

Seperti yang dilansir oleh CNN Indonesia 

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buka suara terkait bentrokan maut di PT Gunbuster Nickel Industri (GNI), Morowali, Sulawesi Tengah yang menyebabkan 2 orang meninggal dunia.

Listyo memastikan kabar bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang terlebih dahulu menganiaya tenaga kerja Indonesia (TKI) serta informasi terkait penjarahan tidak benar.

Berikut fakta-fakta bentrokan maut di PT GNI Morowali yang disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Berawal ajakan mogok kerja

Listyo mengatakan aksi bentrokan itu terjadi usai ada ajakan mogok kerja yang menimbulkan pro dan kontra diantara karyawan PT GNI.

Selain itu, Listyo menyebut terdapat beberapa hal terkait masalah industrial antara perusahaan dan karyawan yang masih dalam proses perundingan.

“Dipicu karena ada provokasi yang muncul karena ada ajakan mogok kerja dan ada beberapa peristiwa yang terkait masalah industrial yang saat itu sedang dirundingkan,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (16/1).

Ini Fakta Kejadian Bentrokan Maut di PT GNI Morowali Utara

Tak ada Penyerangan TKI oleh TKA

Listyo memastikan kabar bahwa tenaga kerja asing (TKA) yang terlebih dahulu menganiaya tenaga kerja Indonesia (TKI) serta informasi terkait penjarahan tidak benar.

Ia menyebut usai usulan mogok kerja ditolak, justru muncul unggahan video yang seolah-olah menunjukkan terjadinya pemukulan oleh TKA. Listyo mengatakan provokasi itulah yang diduga turut menjadi pemicu terjadinya bentrokan.

“Kemudian viral seolah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI sehingga ini kemudian memunculkan pengaruh provokasi kemudian mengakibatkan terjadinya penyerangan,” kata dia.

Total pegawai TKA 1.300 orang

Listyo menyebut jumlah TKA yang bekerja di PT GNI hanya berjumlah 1.300 karyawan. Ia mengklaim seluruh TKA itu memiliki kemampuan teknis dan dipekerjakan untuk mentransfer pengetahuan kepada TKI yang berjumlah 11 ribu orang.

Baca juga :  Cara Daftarkan Alamat Rumah di Google Maps Biar Mudah Dicari

Kendati demikian, Listyo tidak menjelaskan lebih detail terkait asal negara para TKA yang bekerja di pabrik smelter PT GNI.

Ia pun menyebut jumlah TKI yang bekerja di pabrik smelter PT GNI rencananya bakal bertambah hingga 30 ribu orang.

“Di sana, saat ini, pekerja kurang lebih 1.300 TKA dengan kemampuan dan ada 11 ribu TKI,” jelasnya.

Baca juga : Jaksa Menyimpulkan “Drama” Pelecehan Putri Candrawathi Sebagai Perselingkuhan 

17 karyawan tersangka, 71 ditangkap

Buntut bentrokan maut tersebut, Listyo mengatakan kepolisian langsung menangkap 71 karyawan yang diduga ikut melakukan perusakan. Dari total pelaku tersebut, 17 diantaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

“Beberapa pelaku perusakan sudah diamankan kurang lebih 71 orang dan 17 orang saat ini sudah tersangka,” jelasnya.

Listyo bakal menindak tegas para pelaku perusakan. Ia berharap aksi serupa tak kembali terjadi.

2 SSK Brimob dikerahkan ke lokasi

Listyo menyebut Polri telah mengirim dua satuan setingkat kompi (SSK) Brimob ke lokasi PT GNI di Morowali Utara.  Saat ini telah ada 548 personel TNI-Polri yang dikerahkan ke lokasi setelah terjadi bentrokan.

“Akan kita tambah dua SSK Brimob dari pusat,” tuturnya.

Bentrokan yang menewaskan dua pekerja diketahui terjadi pada Sabtu (14/1) malam di area smelter PT GNI.

Peristiwa ini disebut dipicu karena pihak keamanan perusahaan menahan sekitar 500 pekerja masuk ke dalam pos 4 pabrik smelter milik PT GNI untuk melakukan aksi mogok kerja setelah tujuh dari delapan tuntutan mereka belum disetujui oleh pihak perusahaan.

Lantaran dihalangi masuk, ratusan pekerja itu lantas melempari dan merusak kantor sekuriti. Mereka pun menerobos masuk di pos 4 lalu menuju ke mes karyawan dan membakar sebuah mes karyawan hingga rata dengan tanah.

Baca juga :  Jasa Oper Kredit Resmi Mobil Leasing

Kepolisian bersama TNI yang tiba di lokasi pun berusaha untuk menenangkan para pekerja. Namun hal itu tidak diterima sehingga terjadi adu mulut yang berujung pada pelemparan ke arah petugas.

Kemudian ada karyawan dari divisi dump truk yang melintas di lokasi aksi mogok bekerja. Massa pun lantas menyerang pekerja yang tidak ikut aksi mogok sehingga terjadi bentrok mengakibatkan beberapa orang luka.

Sebelumnya

Jaksa Menyimpulkan "Drama" Pelecehan Putri Candrawathi Sebagai Perselingkuhan

Selanjutnya

Kopi dan Ucapan Pamit pada Hari-hari Terakhir Keluarga yang Keracunan di Bantargebang

Gensa Club