Jelang HUT ke-80 RI, TNI Lumpuhkan 8 Anggota OPM di Papua

Jakarta, 16 Agustus 2025 – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, TNI melalui Komando Operasi (Koops) Habema berhasil melumpuhkan delapan anggota Kelompok Separatis Bersenjata (OPM) dalam serangkaian operasi patroli dan penyisiran di wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
Operasi dilakukan untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat di tengah meningkatnya potensi gangguan menjelang perayaan kemerdekaan. Kontak tembak tidak dapat dihindari lantaran kelompok OPM lebih dahulu melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan.
Pada 8 Agustus 2025, satuan tugas TNI melaksanakan penyisiran di Kampung Biak, Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, yang diduga menjadi tempat persembunyian jaringan Tenggamati Enumbi. Saat mendekati lokasi, pasukan mendapat tembakan dari kelompok OPM. Kontak senjata pun terjadi, mengakibatkan tiga anggota OPM tertembak, salah satunya diduga Tenggamati Enumbi yang masuk DPO Polda Papua sejak 2014.
Dari lokasi, aparat menyita sejumlah barang bukti, di antaranya dua pucuk pistol, dua unit HT, amunisi berbagai kaliber, bendera Bintang Kejora, serta perlengkapan tempur.
Pada 11 Agustus 2025, di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, pasukan kembali terlibat kontak tembak dengan OPM Kodap VIII Kemabu. Seorang anggota bernama Dece Mujijau, tokoh di bawah pimpinan Sabinus Waker, tewas. Dua anggota lain, Daume Maeseni dan Sabinus Joani, mengalami luka tembak. Barang bukti yang diamankan berupa amunisi, tas selempang, HP Android, dan kalung OPM.
Sehari kemudian, 12 Agustus 2025, kelompok OPM kembali mencoba melakukan serangan balasan di Kampung Eknemba, Distrik Sugapa. Namun, upaya itu berhasil digagalkan TNI. Dua anggota OPM tewas dalam kontak senjata, yakni Teleginus Maiseni, tokoh gerombolan OPM Kemabu, beserta ajudannya Seprianus Maiseni. Aparat mengamankan sejumlah perhiasan dan perlengkapan pribadi milik kelompok tersebut.
Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menegaskan operasi ini merupakan langkah penting untuk melindungi rakyat.
“Rangkaian penyisiran ini adalah langkah tegas dan terukur untuk menjaga stabilitas keamanan serta melindungi masyarakat. Aparat tidak akan memberi ruang bagi pihak-pihak yang berupaya mengganggu ketertiban dan mengancam keselamatan warga,” ujarnya.
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menambahkan bahwa seluruh tindakan prajurit dilakukan secara profesional dan sesuai dengan hukum.
“Keberhasilan ini membuktikan bahwa setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, TNI tetap mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis untuk membangun stabilitas jangka panjang di Papua,” tegasnya di Jakarta.
Meski melakukan tindakan tegas, TNI tetap membuka ruang bagi anggota OPM yang ingin kembali ke pangkuan NKRI. Melalui pendekatan humanis dan dialogis, TNI berharap Papua dapat terus berkembang menuju masa depan yang damai dan sejahtera.
(Kabidpenum Puspen TNI)
