Gus Leman Lakukan Aksi di DPR dan Kemenkumham, Tuntut Keadilan untuk Ong Sing Tjwan

Jakarta — Di antara bisingnya Ibu Kota, satu suara lantang terdengar di pelataran DPR RI, suara keadilan yang tertunda. Aktivis hukum sekaligus penasihat hukum Gus Leman kembali turun ke jalan, membawa satu nama yang menurutnya dilupakan hukum “Ong Sing Tjwan.”
Ditemani kakak Ong, Andy, serta sekelompok massa pendukung, Gus Leman memulai aksinya di depan Gedung DPR-MPR RI pada pukul 10.00 WIB. Mereka membentangkan spanduk dan mengajukan permintaan audiensi ke Komisi III DPR RI.
Namun, harapan untuk langsung bertemu anggota parlemen pupus, Komisi III belum berada di tempat. Meski begitu, surat permohonan audiensi mereka dikabarkan telah masuk antrean.
Tak menyerah, langkah kaki mereka berlanjut ke Kementerian Hukum dan HAM. Di bawah panas matahari dan bayang-bayang gedung tinggi, mereka menuntut negara mendengar.
Di Kemenkumham, dialog singkat dengan petugas keamanan dan aparat kepolisian Setiabudi membuka jalan bagi audiensi yang lebih substantif. Di ruang itu, tiga tuntutan disuarakan:
- Menindak BPN Semarang yang diduga tak mematuhi perintah Kementerian ATR dalam sengketa lahan Ong Sing Tjwan.
- Menyoal penggusuran rumah Ong oleh PN Semarang yang dilakukan tanpa pemberitahuan dan tanpa prosedur pengukuran.
- Mendesak penyelidikan menyeluruh atas eksekusi tanah yang telah membuat banyak warga kehilangan tempat tinggal.
“Kami ke sini bukan sekadar membawa nama Ong Sing Tjwan, tapi membawa luka puluhan keluarga yang dihapus dari peta tanpa suara,” kata Gus Leman di hadapan staf Kemenkumham, Gufron.
Gufron merespons dengan hati-hati. Ia menyebut Kemenkumham akan menelaah kasus ini lebih lanjut, termasuk memeriksa kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia.
“Kami akan pelajari dulu. Ini kasus lama, dan kami ingin tahu siapa saja yang terdampak, dan apakah benar terjadi pelanggaran HAM,” ujarnya.
Namun satu hal dibantah tegas oleh Andy, kakak Ong, soal prosedur hukum yang katanya dijalankan.
“Tidak ada pengukuran. Tidak ada pemberitahuan. Rumah kami tiba-tiba digusur, rata dengan tanah” katanya dengan nada getir.
