Dumai – Gemuruh ombak di Dermaga TNI AL Bangsal Aceh, Dumai, kini diselingi gemercik mesin kopi dan riuh rendah percakapan yang hangat. Sebuah terobosan baru hadir di bawah langit kelabu pesisir: Cafe Jalasena. Lebih dari sekadar kedai kopi, cafe ini adalah simbol dari pangkalan angkatan laut yang berwajah humanis, yang membuka pintunya lebar-lebar tidak hanya untuk para pelautnya, tetapi juga untuk masyarakat yang dilayaninya.

Diresmikan pada Jumat (21/11/2025) oleh Komandan Lanal Dumai, Kolonel Laut (P) Abdul Haris, S.E., M.M.D.S., Cafe Jalasena menghadirkan pemandangan yang sulit ditemui di tempat lain. Dari terasnya, mata bisa memandang hamparan hutan mangrove yang hijau, sementara di kejauhan, siluet gagah kapal perang tampak berdiri kokoh. Suasana ini bukanlah sebuah setting yang dibuat-buat, melainkan etalase nyata dari kehidupan maritim.

“Ini adalah ruang di mana seragam loreng dan warna-warni pakaian warga bisa bercampur. Cafe Jalasena kami konsep sebagai ruang interaksi, di mana gelora laut yang dialami prajurit bisa diceritakan, dan aspirasi masyarakat bisa didengarkan,” ujar Kolonel Haris, menegaskan filosofi di balik pembangunan cafe ini.

Bagi para prajurit KRI yang baru turun dari geladak kapal usai menjalani operasi laut yang melelahkan, Cafe Jalasena bagai pelabuhan kedua. Sebuah tempat untuk meneguk kopi hangat, meregangkan otot, dan membangun kembali kebersamaan di antara awak kapal sebelum kembali menghadapi ganasnya samudera.

Namun, jiwa cafe ini tidak berhenti di pagar pangkalan. Bagi warga Dumai, Cafe Jalasena adalah sebuah ruang kreatif yang tak terduga. Sebuah tempat di mana seseorang bisa membuka laptop sambil menikmati angin laut, sekaligus belajar dan mengenal lebih dekat nilai-nilai kebaharian yang menjadi jiwa TNI AL. Di sini, konsep pertahanan negara tidak lagi sesuatu yang angker, tetapi sesuatu yang bisa dipelajari dan dirasakan dalam suasana yang akrab.

Dengan diresmikannya Cafe Jalasena, Lanal Dumai tidak sekadar menambah fasilitas. Mereka sedang merajut narasi baru: bahwa pangkalan militer modern bukanlah menara gading yang tertutup, melainkan bagian dari denyut nadi masyarakat. Sebuah tempat yang mampu menghadirkan atmosfer hidup, energi positif, dan pada akhirnya, memperkuat citra TNI AL sebagai institusi yang profesional di laut, dan hangat di darat.

Sebuah Cangkir Kopi untuk Kebersamaan
Kini, di Dumai, sebuah cangkir kopi di Cafe Jalesna bukan hanya tentang rasa, tetapi tentang membangun percakapan, merajut kedekatan, dan memperkuat persatuan antara prajurit dan rakyat—dengan latar belakang kemegahan laut Indonesia yang mereka jaga bersama.