Jakarta, 29 November 2025 — Dua prajurit TNI AD Kodam XX/Tuanku Imam Bonjol (TIB) yang sebelumnya dinyatakan hilang kontak saat bertugas mengevakuasi korban longsor di Jembatan Kembar Silaiang Bawah, Padang Panjang, akhirnya ditemukan dalam keadaan gugur. Perkembangan ini menjadi bagian dari proses panjang operasi kemanusiaan yang hingga kini masih terus dilakukan di wilayah bencana.

Para prajurit tersebut adalah Serda Robi, Babinsa Koramil X/Koto Kodim 0307/Tanah Datar, dan Prada Zeni Marpaung dari Subdenpom XX/5 Padang Panjang. Keduanya hilang bersama Pelda Yudi Gusnadi saat berada di garis depan membantu warga terdampak longsor dan banjir yang melanda kawasan tersebut.

Serda Robi menjadi korban pertama yang ditemukan dan berhasil dievakuasi. Sementara itu, setelah pencarian tanpa henti oleh tim gabungan TNI, Polri, Basarnas, BPBD, dan unsur pemerintah daerah, upaya tersebut kembali membuahkan hasil pada Jumat, 28 November 2025, pukul 14.05 WIB. Tim pencari menemukan satu jenazah di sepanjang aliran Sungai Batang Anai, tepatnya di wilayah Kayu Tanam, Kabupaten Padang Pariaman.

Melalui proses identifikasi oleh tim Inafis Polda Sumbar, jenazah tersebut dipastikan adalah Prada Zeni Marpaung, yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dengan demikian, dua prajurit terbaik bangsa telah ditemukan gugur saat menjalankan tugas kemanusiaan.

Kapendam XX/Tuanku Imam Bonjol, Letkol Kav Taufiq, S.Sos., M.M., menyampaikan belasungkawa mendalam sekaligus penghormatan atas dedikasi para prajurit tersebut.

“Mereka adalah prajurit terbaik yang gugur saat menjalankan tugas pengabdian kepada bangsa dan negara, khususnya di wilayah Sumbar yang kita cintai. Mari kita berdoa bersama agar bencana ini segera berakhir,” ujarnya.

Hingga kini, pencarian terhadap satu personel lainnya, Pelda Yudi Gusnadi, masih dilanjutkan oleh tim gabungan. TNI mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mendoakan keberhasilan upaya pencarian tersebut.

Pengabdian Serda Robi dan Prada Zeni Marpaung menjadi bukti bahwa tugas kemanusiaan merupakan kehormatan tertinggi bagi seorang prajurit, sekaligus pengingat akan besarnya risiko yang dihadapi para prajurit dalam mengayomi rakyat.

(Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi)